Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Hujan Abu Vulkanik Landa Sejumlah Kecamatan di Flores Timur
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Sabtu (26/4/2025). Erupsi ini menyebabkan hujan abu vulkanik melanda sejumlah wilayah di kabupaten tersebut, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Letusan yang terjadi sekitar pukul 11:49 WITA itu, menurut laporan petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, disertai dengan dentuman keras. Kolom abu yang membumbung tinggi mencapai ketinggian 4.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 5.584 meter di atas permukaan laut. Warna abu yang teramati adalah kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat dan barat laut.
Seismogram mencatat erupsi ini dengan amplitudo maksimum 47,36 mm dan durasi sekitar 1 menit 13 detik. Data ini menunjukkan kekuatan letusan yang cukup signifikan. Dampak dari erupsi ini tidak hanya dirasakan di sekitar lereng gunung, tetapi juga meluas ke wilayah yang lebih jauh.
Karolus Kelemur, Pelaksana Tugas Camat Wulanggitang, mengonfirmasi bahwa hujan abu vulkanik tidak hanya menyelimuti Kecamatan Wulanggitang dan Ilebura yang berada di dekat gunung, tetapi juga mencapai Kecamatan Solor Barat. “Solor Barat sedang diguyur abu vulkanik,” ujarnya.
Meningkatnya aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dalam sepekan terakhir, dengan erupsi yang disertai ledakan dahsyat, semakin meningkatkan kekhawatiran warga. Pemerintah daerah setempat mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker atau alat pelindung diri jika terpaksa harus keluar rumah. Hal ini penting untuk melindungi diri dari dampak buruk abu vulkanik yang dapat mengganggu pernapasan dan kesehatan.
Pemerintah desa dan kelurahan juga diminta untuk aktif memberikan informasi kepada warganya mengenai perkembangan situasi dan langkah-langkah yang perlu diambil. Koordinasi antar instansi terkait terus dilakukan untuk memantau aktivitas gunung dan mempersiapkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Situasi terkini terus dipantau oleh pihak terkait untuk mencegah dampak yang lebih besar.