Strategi Revitalisasi Pasar Batu Akik Rawabening: Adaptasi Digital dan Kemitraan Perbankan

Gelombang popularitas batu akik yang sempat melanda Indonesia pada tahun 2014-2015 silam, meninggalkan jejak yang signifikan pada geliat ekonomi pasar-pasar tradisional. Pasar Rawabening, atau yang kini dikenal sebagai Jakarta Gems Center, menjadi saksi bisu bagaimana demam batu mulia ini mampu menyedot perhatian masyarakat, bahkan mengubah lanskap perdagangan di pusat perbelanjaan tersebut. Namun, euforia ini tidak berlangsung lama. Seiring berjalannya waktu, pamor batu akik meredup, membawa konsekuensi terhadap aktivitas jual beli di Jakarta Gems Center.

Seorang pedagang senior, Defriman, menuturkan perubahan drastis yang terjadi. Dulu, tokonya bisa dikunjungi hingga seratus orang per hari, dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah. Namun kini, jumlah pengunjung merosot tajam, dan banyak toko yang terpaksa gulung tikar. Kendati demikian, Defriman tetap optimistis. Dengan pengalaman puluhan tahun di dunia perhiasan, ia mampu bertahan dengan mengandalkan pelanggan setia dan diversifikasi produk. Selain batu akik, ia juga menjual emas, perak, berlian, dan permata.

Menyadari perubahan perilaku konsumen yang semakin digital, pengelola Pasar Rawabening berupaya untuk beradaptasi. Salah satu langkah yang diambil adalah memanfaatkan media sosial, seperti YouTube dan TikTok. Achmad Subhan, Kepala Pasar Rawabening, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki tim khusus yang bertugas membuat konten video dan melakukan siaran langsung untuk menarik minat pembeli. Strategi ini terbukti efektif, dengan adanya pesanan dari luar negeri, seperti Jepang dan Korea Selatan. Bahkan, aktor Korea Selatan, Choi Jin-hyuk, sempat mengunjungi Pasar Rawabening dan membeli batu bacan, yang kemudian ditayangkan di program televisi negaranya.

Selain promosi digital, pengelola pasar juga menjalin kemitraan dengan BRI Unit Jatinegara Kota untuk memberikan akses permodalan kepada para pedagang. Hari Justian, Kepala BRI Unit Jatinegara Kota, menjelaskan bahwa pihaknya membuka booth di Pasar Rawabening untuk menawarkan produk pinjaman seperti KUR dan Kupedes. Tujuannya adalah untuk memudahkan pedagang mendapatkan modal usaha dengan persyaratan yang lebih ringan. BRI juga berencana untuk mendorong penggunaan QRIS di kalangan pedagang agar transaksi menjadi lebih mudah dan efisien.

Upaya revitalisasi Pasar Rawabening ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan pasar batu akik seperti dulu. Dengan kombinasi promosi digital, akses permodalan, dan kemudahan transaksi, diharapkan para pedagang dapat terus bertahan dan mengembangkan usaha mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.

Strategi yang diterapkan:

  • Pemanfaatan Media Sosial: Membuat konten menarik di YouTube dan TikTok untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Kemitraan dengan Bank: Membuka akses permodalan bagi pedagang melalui program KUR dan Kupedes.
  • Peningkatan Kemudahan Transaksi: Mendorong penggunaan QRIS untuk pembayaran yang lebih cepat dan praktis.