Tarif Impor AS Era Trump Dikeluhkan Pengaruhi Keuntungan Perusahaan dan Konsumsi Masyarakat
Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat (AS) menuai keluhan dari berbagai perusahaan besar. Dampak dari kebijakan ini dirasakan langsung oleh konsumen yang mulai mengurangi pengeluaran, yang pada gilirannya memukul pendapatan perusahaan.
Sejumlah perusahaan terkemuka seperti PepsiCo, American Airlines, Chipotle, IBM, dan Procter & Gamble melaporkan penurunan laba selama kuartal pertama tahun 2025 sebagai akibat dari tarif yang diberlakukan.
-
Chipotle: Jaringan restoran ini mengalami penurunan penjualan signifikan di seluruh gerainya. Kenaikan tarif menyebabkan biaya bahan-bahan impor, seperti daging sapi dari Australia dan alpukat dari Peru, meningkat.
CEO Chipotle, Scott Boatwright, menyatakan bahwa kekhawatiran seputar ekonomi menjadi alasan utama konsumen mengurangi frekuensi kunjungan ke restoran. * PepsiCo: Perusahaan ini menurunkan prospek laba bersih tahunannya karena kenaikan biaya dalam rantai pasok akibat ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ini berpotensi menurunkan penjualan perusahaan sepanjang tahun.
CEO PepsiCo, Ramon Laguarta, memperkirakan volatilitas dan ketidakpastian akan meningkat, terutama terkait dengan perkembangan perdagangan global, yang diperkirakan akan meningkatkan biaya rantai pasokan. * Maskapai Penerbangan AS: American Airlines, Delta, Southwest, dan Alaska Air juga memangkas laba perusahaan secara keseluruhan tahun ini. * Sektor Perhotelan dan Pariwisata: Penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Amerika Serikat juga dirasakan oleh sektor perhotelan dan pariwisata, terutama wisatawan dari Kanada.
Seorang pemilik hotel di New York City melaporkan penurunan kunjungan dari warga Kanada di wilayah utara New York dekat perbatasan. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa perjalanan musim panas dari Eropa dan Tiongkok juga akan terganggu akibat reaksi negatif terhadap kebijakan tarif AS.
Kebijakan tarif ini tidak hanya memengaruhi perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga berdampak pada berbagai sektor ekonomi lainnya, termasuk konsumen dan industri pariwisata. Dampak yang meluas ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.