Intel Bersiap Lakukan Restrukturisasi Besar-besaran di Bawah Kepemimpinan CEO Baru

Di bawah kepemimpinan CEO baru, Lip Bu Tan, Intel mengumumkan rencana restrukturisasi signifikan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan. Pengumuman ini disampaikan melalui surat terbuka kepada karyawan, bersamaan dengan rilis laporan keuangan kuartal pertama tahun 2025.

Tan mengungkapkan bahwa perusahaan menghadapi tantangan ekonomi makro yang semakin tidak stabil dan tidak pasti. Sebagai respons, Intel akan mengambil langkah-langkah sulit, termasuk pengurangan jumlah karyawan. Meskipun jumlah pasti karyawan yang terdampak belum diumumkan secara resmi, laporan dari Bloomberg mengindikasikan potensi pemangkasan hingga 20% dari total tenaga kerja Intel, yang pada akhir tahun 2024 berjumlah sekitar 108.900 orang. Jika pemangkasan ini terealisasi, sekitar 21.780 pekerjaan berpotensi hilang.

Tan mengkritik budaya kerja Intel yang dianggap terlalu lambat, rumit, dan kaku. Ia menekankan perlunya perubahan mendasar untuk mengembalikan Intel ke posisinya sebagai perusahaan inovatif terdepan di dunia. Beberapa poin penting yang ditekankan oleh Tan dalam suratnya adalah:

  • Penyederhanaan dan Kecepatan: Mendorong proses yang lebih sederhana dan cepat dalam pengambilan keputusan dan implementasi.
  • Kolaborasi: Meningkatkan kolaborasi antar tim dan departemen di seluruh perusahaan.
  • Pemberdayaan Insinyur: Memberdayakan para insinyur Intel agar lebih produktif dengan menghilangkan proses birokrasi yang memperlambat inovasi.
  • Efisiensi Tim: Menerapkan filosofi bahwa tim yang lebih kecil dan efisien dapat mencapai hasil yang lebih baik.
  • Pengurangan Rapat: Menghilangkan rapat yang tidak perlu dan mengurangi jumlah peserta rapat secara signifikan.
  • Kebijakan Kerja di Kantor: Mewajibkan karyawan untuk bekerja di kantor empat hari seminggu, meningkat dari tiga hari seminggu.

Tan menekankan bahwa pesaing Intel saat ini beroperasi dengan struktur yang lebih ramping, cepat, dan tangkas. Ia mengungkapkan keterkejutannya bahwa ukuran tim menjadi KPI (Key Performance Indicator) penting bagi banyak manajer di Intel dalam beberapa tahun terakhir. Ke depan, fokus akan beralih pada efisiensi dan produktivitas.

Restrukturisasi ini merupakan upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Intel di pasar AI, grafis, dan prosesor x86, di mana perusahaan menghadapi persaingan ketat dari Nvidia dan AMD. Tan berharap perubahan ini akan membawa Intel kembali ke akarnya dan mengembalikan posisinya sebagai pemimpin inovasi global.