Pendangkalan Pelabuhan Baai Ancam Ekonomi dan Pendidikan Warga Enggano
Kondisi Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu kembali memprihatinkan akibat pendangkalan alur yang semakin parah. Dampaknya, ribuan warga Pulau Enggano kini menghadapi ancaman serius terhadap mata pencaharian dan kelangsungan pendidikan.
Terhambatnya akses pelabuhan menyebabkan aktivitas ekspor batu bara terhenti total. Selain itu, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertamina juga mengalami kendala signifikan. Pertamina bahkan mengklaim kerugian mencapai Rp 500 juta per hari akibat situasi ini. Kondisi ini diperparah dengan dua kapal bantuan pemerintah, KM Pulo Tello dan Kapal Pulau Marore-322 milik Bakamla, terpaksa berlabuh di tengah laut dan melakukan transfer penumpang menggunakan kapal-kapal kecil.
Krisis pelabuhan ini berdampak langsung pada sekitar 4.000 warga Pulau Enggano. Tersendatnya pasokan bahan bakar dan kebutuhan pokok mengancam stabilitas ekonomi masyarakat. Banyak pekerja harian yang kehilangan pekerjaan, dan ratusan pelajar serta mahasiswa terancam putus sekolah atau kuliah karena kesulitan biaya.
Camat Pulau Enggano, Susanto, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi yang menimpa warganya. Ia menuturkan bahwa pendangkalan pelabuhan telah melumpuhkan perekonomian masyarakat, terutama petani dan nelayan. Mereka kesulitan menjual hasil pertanian dan melaut karena kapal tidak bisa masuk ke pelabuhan.
"Masyarakat Pulau Enggano akibat alur pelabuhan sampai hari ini belum bisa dilewati kapal, tentunya berdampak kepada perekonomian masyarakat, petani, dan nelayan yang semakin sulit dan terjepit," ungkap Susanto.
Susanto menambahkan bahwa biaya hidup di Pulau Enggano semakin sulit dipenuhi. Banyak orang tua yang kesulitan membiayai pendidikan anak-anak mereka yang bersekolah atau kuliah di Bengkulu maupun di luar pulau.
"Sangat memprihatinkan, anak-anak terancam putus kuliah kalau tidak secepatnya alur normal kembali. Mereka tidak punya uang karena hasil pertanian tidak laku dan juga pekerja harian menganggur, tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya," jelasnya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius dan membutuhkan solusi segera agar aktivitas pelabuhan dapat kembali normal dan masyarakat Pulau Enggano dapat kembali menjalankan aktivitas ekonomi dan pendidikan mereka.