Prospek Penurunan Suku Bunga Acuan BI Tahun Ini: Terbatas oleh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
Prospek Penurunan Suku Bunga Acuan BI Tahun Ini: Terbatas oleh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), Josua Pardede, memberikan analisisnya mengenai potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di tahun ini. Meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Januari 2025 menjadi 5,75 persen, kemungkinan penurunan selanjutnya dinilai lebih terbatas. Hal ini didasarkan pada perkembangan terkini kondisi ekonomi global dan domestik.
Pardede menjelaskan bahwa dua faktor utama akan menentukan arah kebijakan suku bunga BI: inflasi dan nilai tukar rupiah. Menjaga inflasi tetap rendah, sesuai target BI di kisaran 1,5% hingga 3,5%, menjadi prasyarat utama bagi penurunan suku bunga. Data menunjukkan deflasi pada Januari (0,76%) dan Februari (0,48%) 2025. Namun, Pardede memproyeksikan kondisi ini bersifat sementara, terutama akibat dampak diskon tarif listrik 50% yang telah berakhir pada akhir Februari. Ia memperkirakan inflasi akan kembali normal di Maret dan April, dan berkisar di angka 2% hingga akhir tahun.
Faktor penentu lainnya adalah nilai tukar rupiah. Potensi pelemahan nilai tukar rupiah tetap ada, dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal. Kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS), perlambatan ekonomi China, dan ketidakpastian geopolitik global dapat memberikan tekanan terhadap rupiah. Selain itu, defisit transaksi berjalan yang diperkirakan melebar di atas 1% terhadap PDB tahun ini juga menjadi pertimbangan penting.
Pardede menambahkan bahwa peningkatan defisit transaksi berjalan tahun lalu dibandingkan tahun 2023, dan proyeksi peningkatan lebih lanjut tahun ini, turut memengaruhi ruang gerak BI dalam menurunkan suku bunga. Kombinasi dari inflasi yang diperkirakan pulih dan potensi pelemahan rupiah, menunjukkan tantangan bagi BI dalam menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut. Kesimpulannya, meskipun ruang penurunan masih ada, namun kondisi ekonomi makro saat ini membatasi peluang tersebut secara signifikan.
Berikut ringkasan poin penting yang mempengaruhi keputusan BI terkait suku bunga acuan:
- Inflasi: Target BI 1,5%-3,5%. Deflasi sementara di awal tahun diperkirakan akan berbalik menjadi inflasi normal di kisaran 2% hingga akhir tahun.
- Nilai Tukar Rupiah: Potensi pelemahan akibat faktor eksternal seperti kebijakan AS, perlambatan ekonomi China, dan geopolitik.
- Transaksi Berjalan: Defisit diperkirakan melebar di atas 1% terhadap PDB tahun ini.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kebijakan moneter BI di tahun ini akan tetap berhati-hati dalam menentukan langkah selanjutnya terkait suku bunga acuan.