Inisiatif Investasi Danantara: Warisan Ideologi Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo
Inisiatif Investasi Danantara: Warisan Ideologi Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, memberikan konteks historis pada pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dalam sebuah acara bedah buku bertajuk 'Prabowo Subianto: Jenderal Penakluk Sejarah Presidensial' di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025), Rahayu menjelaskan bahwa gagasan di balik Danantara bukanlah ide baru, melainkan warisan pemikiran dari sang kakek, ekonom ternama Soemitro Djojohadikusumo. Ia menegaskan bahwa pembentukan Danantara merupakan perwujudan dari impian sang kakek untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rahayu, yang akrab disapa Sara, menekankan konsistensi visi ekonomi Prabowo Subianto yang telah tertuang dalam program kerja partai selama beberapa periode Pemilu. Ia menjelaskan bahwa wacana pembentukan lembaga pengelola investasi berskala besar seperti Danantara telah menjadi bagian integral dari visi ekonomi Prabowo, yang kini diwujudkan dalam bentuk yang berbeda. "Setiap Pemilu, kita menerbitkan program kerja partai dan visi Bapak Prabowo sebagai calon presiden," jelas Sara. "Danantara, Asta Cita, dan inisiatif serupa merupakan manifestasi dari visi yang telah lama diperjuangkan, meski dalam bentuk yang berevolusi seiring perkembangan zaman." Ia mengajak publik untuk menelaah konsistensi visi tersebut melalui berbagai program dan kebijakan yang dicanangkan Prabowo selama ini.
Lebih lanjut, Sara menjelaskan keterkaitan antara Danantara dengan Asta Cita, visi ekonomi Prabowo yang bertujuan mendorong investasi berkelanjutan dan inklusif. Ia menyoroti bahwa pembentukan Danantara merupakan langkah strategis dalam merealisasikan visi tersebut, dengan mengarahkan investasi BUMN ke proyek-proyek yang berdampak signifikan bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 8% yang selalu dicita-citakan Prabowo.
Peresmian Danantara dan Proyeksi Ke Depan
Peluncuran resmi Danantara oleh Prabowo Subianto pada Senin (24/2) menandai tonggak baru dalam pengelolaan investasi di Indonesia. Dengan proyeksi pengelolaan aset senilai USD 900 miliar (sekitar Rp 14.715 triliun dengan kurs Rp 16.350), Danantara diharapkan akan menjadi lembaga pengelola investasi sekelas Temasek milik Singapura. Hal ini diyakini akan memberikan dampak besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Peran Danantara dalam menyalurkan dana BUMN ke proyek-proyek strategis, yang diharapkan berdampak positif bagi masyarakat, menjadi poin penting dalam strategi ini. Dengan pengelolaan investasi yang terarah dan terencana, Danantara diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, sejalan dengan visi Prabowo dan warisan pemikiran Soemitro Djojohadikusumo. Keberhasilan Danantara akan menjadi bukti nyata komitmen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius.
Secara keseluruhan, pembentukan Danantara bukan sekadar inisiatif baru, melainkan manifestasi dari visi ekonomi jangka panjang yang telah lama dirumuskan, yang kini mulai direalisasikan untuk mencapai kemajuan ekonomi Indonesia.