DPR Gerindra Desak Tindak Tegas Ormas Penghambat Investasi Kendaraan Listrik
Fraksi Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyampaikan keprihatinannya atas laporan gangguan yang dialami oleh proyek pembangunan pabrik kendaraan listrik yang dilakukan oleh BYD dan VinFast di wilayah Subang, Jawa Barat. Sekretaris Fraksi Gerindra DPR RI, Bambang Haryadi, menekankan pentingnya tindakan tegas terhadap oknum organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan tindakan premanisme dan menghambat kelancaran investasi.
Bambang Haryadi menjelaskan bahwa investasi di sektor kendaraan listrik merupakan langkah strategis bagi Indonesia dalam memperkuat ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung transisi menuju energi berkelanjutan. Oleh karena itu, segala bentuk gangguan terhadap investasi ini tidak dapat ditoleransi dan harus ditindak dengan tegas.
"Kami sangat prihatin dengan adanya laporan gangguan yang dialami oleh pembangunan pabrik kendaraan listrik BYD dan VinFast di Subang, Jawa Barat, yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) dengan tindakan premanisme," ungkap Bambang Haryadi.
Lebih lanjut, Bambang Haryadi mendesak Kementerian Investasi dan Hilirisasi, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap aksi premanisme yang mengganggu iklim investasi. Ia menekankan bahwa gangguan semacam ini tidak hanya merugikan investor, tetapi juga menghambat potensi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi daerah.
"Kami mendesak Kementerian Investasi dan Hilirisasi, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bertindak tegas terhadap tindakan yang mengganggu iklim investasi. Sikat ormas yang ganggu investasi dan program pemerintah," tegasnya.
Komisi XII DPR RI, menurut Bambang Haryadi, akan terus mengawal isu ini dan memastikan bahwa lingkungan investasi di Indonesia tetap kondusif. Ia juga mengimbau semua pihak untuk mendukung upaya pemerintah dalam menarik investasi asing yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik BYD di Subang sempat terhambat oleh gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) dan aksi premanisme. Informasi ini diperoleh Eddy Soeparno saat menghadiri undangan Pemerintah China dalam kunjungan di Shenzhen, China. Eddy Soeparno tidak menyebutkan secara spesifik nama ormas yang terlibat dalam gangguan tersebut.
Bambang Haryadi juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga stabilitas dan keamanan demi kepentingan nasional. Ia menegaskan bahwa dukungan terhadap investasi yang masuk ke Indonesia akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah poin-poin penting yang disoroti oleh Bambang Haryadi:
- Pentingnya Investasi Kendaraan Listrik: Investasi di sektor ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional dan mendukung transisi energi.
- Penindakan Tegas Terhadap Ormas: Tindakan premanisme dan gangguan terhadap investasi harus ditindak tegas oleh aparat penegak hukum.
- Peran Komisi XII DPR RI: Komisi ini akan terus mengawal isu investasi dan memastikan lingkungan investasi tetap kondusif.
- Dukungan Semua Pihak: Semua pihak diharapkan mendukung upaya pemerintah dalam menarik investasi asing yang bermanfaat.
- Stabilitas dan Keamanan: Menjaga stabilitas dan keamanan merupakan kunci untuk menarik investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Diharapkan dengan adanya tindakan tegas terhadap ormas yang melakukan gangguan, iklim investasi di Indonesia akan semakin kondusif dan menarik minat investor untuk berinvestasi di berbagai sektor, termasuk sektor kendaraan listrik yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.