Indonesia dan Amerika Serikat Jalin Kemitraan Strategis dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Pertemuan bilateral antara Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Robert F. Kennedy, baru-baru ini telah menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat upaya penanggulangan penyakit tidak menular (PTM). Diskusi yang berlangsung konstruktif ini menyoroti kesamaan tantangan kesehatan yang dihadapi kedua negara, terutama terkait tingginya angka kejadian penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

Kedua menteri sepakat bahwa strategi promotif dan preventif memegang peranan kunci dalam menekan angka kejadian PTM. Fokus utama adalah mendorong gaya hidup sehat di masyarakat, yang meliputi pola makan seimbang, aktivitas fisik yang cukup, dan pengelolaan stres yang efektif. Menteri Budi Gunadi Sadikin memaparkan pengalaman Indonesia dalam mengimplementasikan program cek kesehatan gratis (CKG). Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM dan memberikan intervensi yang tepat sebelum penyakit berkembang menjadi lebih parah. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan PTM.

Selain itu, kedua belah pihak menekankan perlunya kebijakan yang mendukung perubahan perilaku sehat di masyarakat. Hal ini mencakup regulasi terkait konsumsi gula, garam, dan lemak, serta peningkatan kualitas lingkungan melalui penyediaan akses terhadap air bersih, sanitasi yang layak, dan praktik kebersihan yang baik (WASH). Kedua negara juga menyatakan dukungan terhadap penerapan sistem pelabelan gizi pada kemasan makanan dan minuman, seperti Nutri-Grade, untuk membantu konsumen membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Sistem ini telah berhasil diterapkan di negara lain dan terbukti efektif dalam menekan konsumsi makanan dan minuman yang kurang sehat.

Indonesia sendiri sedang mempertimbangkan adopsi sistem Nutri-Grade, yang memberikan label dengan tingkatan dari A hingga E pada produk makanan dan minuman berdasarkan kandungan gizinya. Label ini akan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami kepada konsumen tentang kandungan gula, garam, lemak, dan kalori dalam produk tersebut. Diharapkan, dengan adanya label ini, masyarakat akan lebih mudah membandingkan produk dan memilih alternatif yang lebih sehat. Implementasi Nutri-Grade di Indonesia masih dalam tahap pembahasan dan diharapkan dapat segera direalisasikan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa label gizi yang akan diterapkan di Indonesia akan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai kandungan gizi dalam produk makanan dan minuman. Label ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menakar kebutuhan gizi harian mereka dan membuat pilihan makanan yang lebih bijak. Meskipun masih dalam tahap pembahasan, rancangan peraturan menteri kesehatan (RPMK) terkait label gizi ini menjadi prioritas pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk menerapkan sistem pelabelan yang serupa dengan yang diterapkan di Singapura dan Malaysia, di mana restoran makanan siap saji wajib mencantumkan informasi mengenai kadar gula dan kalori dalam menu mereka.

Elemen Kunci Penanggulangan PTM yang Dibahas:

  • Penguatan upaya promotif dan preventif: Mendorong gaya hidup sehat melalui edukasi dan kampanye kesehatan.
  • Program cek kesehatan gratis (CKG): Deteksi dini faktor risiko PTM dan intervensi tepat waktu.
  • Kebijakan konsumsi gula, garam, dan lemak: Regulasi untuk mengurangi konsumsi zat-zat berbahaya.
  • Peningkatan kualitas lingkungan (WASH): Akses air bersih, sanitasi, dan kebersihan.
  • Penerapan Nutri-Grade: Sistem pelabelan gizi untuk membantu konsumen memilih makanan sehat.

Kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya global untuk menekan angka kejadian penyakit tidak menular dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.