Surabaya Geliatkan Ekonomi Kreatif Humanis: Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci

Di jantung Kota Surabaya, sebuah gerakan ekonomi kreatif tengah berdenyut, digerakkan oleh semangat anak muda yang berani bermimpi dan berkarya. Jauh dari hingar bingar pabrik besar atau kantor mewah, mereka mengandalkan imajinasi, keberanian, dan keyakinan untuk mengubah ide menjadi mata pencaharian.

Pada sebuah sore di Deks Space Ciputra World Surabaya, mimpi-mimpi itu menemukan panggungnya. Forum Sharing Ekonomi Kreatif menjadi wadah bertemunya tokoh nasional, pelaku industri, dan komunitas lokal untuk berdiskusi tentang bagaimana Surabaya dan Jawa Timur dapat menjadi pusat ekonomi kreatif yang tidak hanya kuat, tetapi juga berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Ini adalah upaya kolektif untuk merajut ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan inklusif.

Yovie Widianto, seorang musisi senior yang kini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, menekankan bahwa ekonomi kreatif tidak dapat diukur hanya dengan kalkulator untung rugi. Baginya, keberanian dan kecintaan terhadap karya sendiri adalah fondasi utama. Ia menyoroti potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan ratusan sentra budaya, namun eksplorasi dan inovasi masih perlu ditingkatkan. Di era digital dan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Yovie mengajak para pelaku ekonomi kreatif untuk tidak gentar. Ia melihat AI sebagai alat yang dapat mendukung proses produksi tanpa menggantikan sentuhan manusia yang esensial. "AI cukup bantu sedikit, sisanya tetap harus kita yang kembangkan. Itu yang membuat hasilnya tetap punya jiwa," ujarnya.

Arumi Bachsin, Ketua Dekranasda Jawa Timur, menekankan pentingnya ruang-ruang kreatif seperti Deks Space sebagai tempat yang aman untuk bereksperimen, belajar dari kegagalan, dan tumbuh. Ia mendorong anak-anak muda Surabaya untuk berani melangkah dan menampilkan karya mereka, tanpa perlu menunggu kesempurnaan. "Jangan tunggu sempurna. Tampilkan dulu, biar publik yang menilai," katanya. Dukungan terhadap inisiatif-inisiatif kreatif ini sangat penting untuk memicu inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menambahkan bahwa keberanian untuk menciptakan karya kreatif tidak boleh dibatasi oleh kalkulasi angka, karena hal itu akan menghambat lahirnya ide-ide baru yang revolusioner. Ia menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk hadir sebagai pendamping, bukan hanya sebagai regulator. Surabaya, sebagai jantung urban Jawa Timur, memiliki tanggung jawab dan peluang besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif. "Jawa Timur adalah seperenam Indonesia. Kalau ekraf di sini tumbuh sehat, dampaknya bisa nasional," pungkasnya.

Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas lokal menjadi kunci untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif. Dengan dukungan yang tepat, Surabaya dan Jawa Timur dapat menjadi pusat inovasi dan kreativitas yang memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Beberapa poin penting dalam pengembangan ekonomi kreatif di Surabaya dan Jawa Timur meliputi:

  • Penguatan Ekosistem: Menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas.
  • Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pelaku ekonomi kreatif melalui pelatihan dan pendampingan.
  • Pemanfaatan Teknologi: Mengadopsi teknologi, termasuk AI, untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
  • Promosi dan Pemasaran: Mempromosikan produk dan layanan ekonomi kreatif ke pasar lokal, nasional, dan internasional.
  • Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual: Melindungi hak kekayaan intelektual para pelaku ekonomi kreatif untuk mendorong inovasi dan kreativitas.

Dengan fokus pada poin-poin ini, Surabaya dan Jawa Timur dapat mewujudkan potensi mereka sebagai pusat ekonomi kreatif yang tidak hanya kuat, tetapi juga manusiawi dan berkelanjutan.