Manchester United mengambil langkah strategis yang berani pada bursa transfer Januari lalu, dengan tidak mendatangkan pemain baru meskipun kehilangan beberapa pilar penting di lini depan. Keputusan ini, yang diungkapkan oleh Manajer Ruben Amorim, didasari oleh pertimbangan finansial dan fokus pada pembangunan klub untuk jangka panjang.

Klub berjuluk Setan Merah itu memilih untuk melepas Marcus Rashford dan Antony dengan status pinjaman, yang secara signifikan mengurangi opsi serangan mereka. Langkah ini menimbulkan pertanyaan, mengingat performa kurang memuaskan dari Rasmus Hojlund dan absennya Joshua Zirkzee karena cedera.

Keterbatasan pilihan di lini depan memaksa Amorim untuk memaksimalkan pemain seperti Alejandro Garnacho dan Amad Diallo. Namun, dampak dari minimnya opsi ini terlihat jelas pada performa tim secara keseluruhan. Hingga saat ini, Manchester United hanya mampu mencetak 38 gol di Liga Primer Inggris, menempatkan mereka di antara tim-tim dengan catatan gol terendah di liga.

Meski demikian, Amorim menegaskan bahwa keputusan untuk tidak berbelanja pemain baru pada Januari lalu adalah bagian dari rencana jangka panjang klub. Ia menjelaskan bahwa Manchester United sedang berupaya untuk menyeimbangkan keuangan klub dan mematuhi aturan Profit and Sustainability Rules (PSR).

"Pada Januari lalu kami kehilangan sejumlah pemain dan tidak mendatangkan yang baru," kata Amorim.

"Tapi ada hal-hal yang lebih penting di sini ketimbang mencetak 10 gol lebih banyak musim ini."

Dengan kata lain, Manchester United lebih memilih untuk berhemat dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk pemain yang mungkin hanya memberikan dampak jangka pendek. Langkah ini menunjukkan komitmen klub untuk menciptakan tim yang kompetitif dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Keputusan ini bisa jadi tidak populer di kalangan penggemar yang menginginkan hasil instan, namun Amorim percaya bahwa ini adalah langkah yang diperlukan untuk membawa Manchester United kembali ke puncak kejayaan.