Pengurasan Bendungan Wlingi dan Lodoyo Dilakukan untuk Tingkatkan Kapasitas Tampung Air
Perum Jasa Tirta I (PJT I) tengah melakukan pengurasan (flushing) di Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo, yang terletak di aliran Sungai Brantas, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kegiatan ini, yang dimulai pada Minggu (27/4/2025), bertujuan untuk meningkatkan volume tampungan air kedua waduk tersebut.
Vice President Regional I PJT I, Ganindra Adi Cahyono, menjelaskan bahwa target dari flushing ini adalah mengeluarkan sekitar 500.000 meter kubik sedimen dari kedua waduk. Dengan berkurangnya sedimen, diharapkan kapasitas tampung air waduk akan bertambah secara signifikan.
"Target kami adalah mengeluarkan 500.000 meter kubik sedimen dari waduk. Dengan demikian, volume atau daya tampung di kedua waduk tersebut akan meningkat sebesar 500.000 meter kubik," ujar Ganindra di area Waduk Wlingi.
Menurut rencana, 300.000 meter kubik sedimen akan dikeluarkan dari Waduk Wlingi, sementara sisanya, 200.000 meter kubik, akan dikeluarkan dari Waduk Lodoyo. Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas I PJT I, Sucipto Eko Pranoto, menambahkan bahwa sebelum flushing, daya tampung Waduk Wlingi adalah 2,4 juta meter kubik, sedangkan Waduk Lodoyo 2,1 juta meter kubik.
"Setelah proses flushing selesai, kami berharap daya tampung Waduk Wlingi menjadi 2,7 juta meter kubik dan Waduk Lodoyo menjadi 2,3 juta meter kubik," jelas Sucipto.
Manfaat Peningkatan Daya Tampung
Peningkatan daya tampung waduk ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatannya untuk berbagai keperluan, termasuk:
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Penyediaan Air Minum
- Irigasi
Sucipto menjelaskan bahwa PLTA di Bendungan Wlingi memiliki kapasitas 2 x 27 Mega Watt (MW), sedangkan Bendungan Lodoyo memiliki kapasitas 1 x 4,5 MW dan 2 x 600 Kilo Watt (KW) dari instalasi PLTA Lodagung. Kedua waduk ini juga berperan penting dalam memasok air untuk irigasi lahan pertanian seluas sekitar 13.000 hektare di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung.
Flushing Rutin untuk Mengatasi Sedimentasi
Menurut Sucipto, PJT I telah melakukan kegiatan flushing secara rutin setiap tahun di Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo sejak tahun 2016. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan laju sedimentasi dari tahun ke tahun. Sebelumnya, flushing hanya dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.
"Laju sedimentasi ini akan semakin meningkat jika semakin banyak lahan gundul di sepanjang aliran Sungai Brantas, terutama di wilayah hulu," tuturnya.
Tradisi "Pladu" dan Imbauan Kehati-hatian
Flushing dua bendungan ini, yang dikenal dengan istilah "pladu" oleh masyarakat sekitar, sering dimanfaatkan oleh ribuan warga untuk mencari ikan. Ikan-ikan tersebut menjadi lemas dan mudah ditangkap karena terseret derasnya aliran sungai akibat flushing.
"Kami tidak henti-hentinya mengingatkan kepada masyarakat untuk mengutamakan kehati-hatian dalam mencari ikan selama flushing ini karena aliran sungai menjadi sangat deras," imbau Sucipto.
Dampak dari peningkatan debit dan derasnya aliran Sungai Brantas akibat flushing dapat dirasakan hingga puluhan kilometer di area hilir, bahkan sampai ke wilayah Kabupaten Kediri.