Seblak: Antara Kenikmatan Pedas dan Ancaman Kesehatan, Mitos atau Fakta?

Seblak, jajanan pedas bercita rasa gurih yang berasal dari tanah Sunda, telah merebut hati banyak orang, terutama di kalangan anak muda. Terbuat dari kerupuk yang direbus dan disajikan dengan berbagai macam topping seperti telur, bakso, sosis, ceker ayam, jamur, sayuran, dan mie, seblak menawarkan sensasi rasa yang unik dan memanjakan lidah.

Namun, di balik kelezatannya, seblak kerap kali dicap sebagai makanan yang kurang sehat. Kekhawatiran ini semakin menguat setelah muncul kasus anemia pada sejumlah remaja putri di Karawang yang gemar mengonsumsi seblak. Lantas, benarkah seblak adalah makanan yang tidak sehat? Bagaimana pandangan para ahli gizi dan kesehatan mengenai hal ini?

Seblak: Ancaman Tersembunyi Bagi Kesehatan?

Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, Sp.GK, mengakui bahwa seblak berpotensi menjadi makanan yang kurang sehat. Menurutnya, bahan utama seblak, yaitu kerupuk, mengandung karbohidrat sederhana dan tinggi lemak. Selain itu, bumbu seblak yang kuat dan penggunaan penyedap rasa juga menjadi perhatian tersendiri.

Konsumsi seblak yang terlalu sering dapat memicu masalah pencernaan seperti gastritis dan radang usus. Oleh karena itu, dr. Nurul menyarankan untuk membatasi konsumsi seblak dan memilih makanan lain yang lebih bergizi.

Menyulap Seblak Menjadi Hidangan yang Lebih Sehat

Senada dengan dr. Nurul, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, berpendapat bahwa seblak umumnya tidak sehat karena komposisi gizinya yang tidak seimbang. Seblak cenderung didominasi oleh karbohidrat dan minim kandungan protein, lemak baik, serta sayuran.

Jika seblak dijadikan sebagai makanan pokok, misalnya untuk makan siang, seseorang berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang berdampak negatif pada kesehatan. Namun, dr. Santi menegaskan bahwa seblak dapat diolah menjadi hidangan yang lebih sehat dengan memperhatikan cara penyajian dan bahan-bahan yang digunakan.

Bahan dasar seblak seperti kencur, bawang putih, bawang merah, dan cabai sebenarnya memiliki manfaat kesehatan tersendiri. Untuk membuat seblak yang lebih sehat, batasi penggunaan garam, penyedap rasa, dan cabai, serta pastikan kebersihan dalam proses pengolahan dan penyajian.

Tambahkan protein seperti daging ayam, telur, atau udang, serta perbanyak sayuran dalam seblak Anda. Hindari atau batasi penambahan bakso, sosis, dan makanan olahan lainnya untuk menjaga keseimbangan gizi harian.

Dr. Santi juga menekankan bahwa seblak sebaiknya dikonsumsi sebagai makanan selingan atau 'rekreasi', bukan sebagai hidangan utama sehari-hari. Dengan kata lain, nikmati seblak sesekali sebagai bagian dari variasi menu makanan Anda, bukan sebagai pengganti makanan bergizi seimbang.