Kader NU Diharapkan Jadi Garda Terdepan Penggerak Bangsa dengan Dakwah Inovatif dan Semangat Kebangsaan

Nahdlatul Ulama (NU) terus mendorong kadernya untuk berperan aktif sebagai motor penggerak kemajuan bangsa. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf, menekankan pentingnya komitmen ini dalam acara Apel Kader Penggerak NU dan Halalbihalal yang berlangsung di Kendal.

Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, menyampaikan bahwa kader NU harus mampu membuktikan diri melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi umat dan negara. Menurutnya, kader NU memiliki tanggung jawab ganda, yaitu sebagai penjaga agama dan pilar kebangsaan. Landasan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah harus tercermin dalam setiap tindakan dan kontribusi nyata bagi masyarakat dan tanah air.

Acara tersebut dihadiri oleh ribuan kader penggerak NU, para kiai, dan ulama. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa menjadi bagian dari NU bukan hanya sekadar status administratif, tetapi sebuah amanah besar untuk melestarikan peradaban Islam Nusantara dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Gus Ipul mengingatkan kembali pesan-pesan penting dari para tokoh NU terdahulu. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari menekankan bahwa cinta tanah air adalah bagian tak terpisahkan dari iman. Sementara itu, KH. Wahab Hasbullah menginspirasi pentingnya inovasi dalam menghadapi dinamika zaman. KH. Bisri Syansuri juga mengingatkan agar kader NU senantiasa menjaga keseimbangan antara agama dan negara dalam setiap langkah yang diambil.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengajak kader NU untuk tidak hanya aktif di lingkungan masjid, tetapi juga merambah berbagai bidang kehidupan, seperti kampus, pabrik, pasar, kantor pemerintahan, dan bahkan dunia maya. Di era modern ini, kader NU harus menjadi agen perubahan yang mampu menguasai teknologi, memperkuat ekonomi umat, dan menyebarkan dakwah yang penuh harapan dan persatuan.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan sepenuh hati. Menjaga keutuhan dan membangun bangsa adalah wujud ibadah dan jihad. Setiap jengkal tanah air ini adalah hasil perjuangan para ulama dan pahlawan terdahulu.

Gus Ipul juga menyinggung mengenai besarnya jumlah warga NU yang mencapai lebih dari 140 juta jiwa. Menurutnya, kekuatan NU terletak pada para kiai yang memiliki kemampuan luar biasa, baik secara lahir maupun batin. Ia juga mengagumi kemampuan para pendiri NU yang mampu menyelenggarakan muktamar setiap tahun, bahkan sebelum Indonesia merdeka dan memiliki fasilitas negara yang memadai.

Di akhir pidatonya, Gus Ipul mengajak seluruh kader NU untuk bersatu, memantapkan niat, dan terus berinovasi dalam berdakwah dengan mengedepankan akhlak mulia. Ia menekankan pentingnya meneladani dakwah para ulama terdahulu yang merangkul, bukan memukul; yang menghidupkan harapan, bukan menebar ketakutan; yang menggunakan bahasa cinta, bukan bahasa kemarahan; yang mengajak, bukan mengejek; dan yang mempersatukan, bukan memecah belah.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan oleh Gus Ipul:

  • Kader NU harus menjadi penggerak bangsa.
  • Kader NU harus menjadi benteng agama dan kebangsaan.
  • Kader NU harus berakar pada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
  • Kader NU harus berkontribusi nyata untuk umat dan tanah air.
  • Kader NU harus menjaga peradaban Islam Nusantara.
  • Kader NU harus membangun Indonesia yang adil, makmur, dan beradab.
  • Kader NU harus cinta tanah air.
  • Kader NU harus berinovasi dalam berdakwah.
  • Kader NU harus menjaga harmoni antara agama dan negara.
  • Kader NU harus aktif di berbagai bidang kehidupan.
  • Kader NU harus menguasai teknologi.
  • Kader NU harus memperkuat ekonomi umat.
  • Kader NU harus menyebarkan dakwah yang penuh harapan dan persatuan.
  • Kader NU harus menjaga keutuhan dan membangun bangsa.
  • Kader NU harus meneladani dakwah para ulama terdahulu.

Dengan semangat persatuan dan inovasi, kader NU diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.