Wirid Sakran: Mendalami Makna dan Bacaan Lengkapnya

Mengenal Wirid Sakran: Amalan Spiritual untuk Perlindungan Diri

Dalam khazanah tradisi pesantren, wirid memiliki peran sentral sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus memohon perlindungan dari segala macam bahaya. Salah satu wirid yang cukup dikenal dan diamalkan adalah Wirid Sakran. Istilah 'Sakran' yang berarti 'mabuk' dalam bahasa Arab, mungkin terdengar unik, namun dalam konteks spiritual, ia merujuk pada kondisi cinta mendalam kepada Allah, hingga melampaui kesadaran duniawi.

Wirid Sakran bukanlah sekadar rangkaian kata-kata yang dilafalkan, melainkan sebuah ungkapan kerinduan dan ketergantungan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Amalan ini diyakini dapat menjadi perisai spiritual yang melindungi diri dari gangguan jin, bisikan-bisikan jahat, serta berbagai bentuk keburukan lainnya.

Berikut adalah bacaan lengkap Wirid Sakran, yang dilengkapi dengan tulisan Arab, latin, dan terjemahannya:

  • Pembukaan:

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّي احْتَطْتُ بِدَرْبِ اللهِ، طُوْلُهُ مَا شَاءَ اللهُ، قُفْلُهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، بَابُهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ، صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَقْفُهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ

    Arab Latin: Bismillâhir-rahmânir-rahîm(i). Allâḫumma innîḫtath-tu bidarbillâhi thûluhu mâ syâ'allâhu. Qufluhu lâ ilâha illallâhu, bâbuhu Muḫammadun Rasûlullâhi, shallallâhu alaihi wa sallama, saqfuhu lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil-aliyyil-`adhîm(i).

    Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah! Sungguh aku mengelilingi dengan penjagaan Allah. Panjangnya 'Mâ syâ-Allah' (sesuatu yang dikehendaki Allah). Kuncinya 'Lâ ilâha illallâh' (tiada Tuhan selain Allah). Gemboknya 'Muhammadur-Rasûlullâh, ﷺ' (Muhammad adalah utusan Allah). Atapnya 'Lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'azhim' (Tidak ada kekuatan menjalankan ketaatan dan tidak ada daya upaya menghindari kemaksiatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung)."

  • Perlindungan dengan Al-Fatihah:

    أَحَاطَ بِنَا مِنْ ﴿بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ، الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ، مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ، اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ، اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ﴾

    Arab Latin: Aḫâtha binâ min bismillâhir-raḫamânir-raḫaîm(i). Al-ḫamdulillâhi rabbil-âlamîn(a). Arraḫmânir-raḫîm. Mâliki yaumid-dîn(i). Iyyâka nabudu wa iyyâka nastaîn(u). Ihdinash-shirâtal-mustqîm(a). Shirâtal-ladzîna anamta alaihim ghairil-maghdûbialaihim wa lâdl-dlâllîn(a).

    (Dibaca 3 kali)

    Artinya: "Semoga Allah mengelilingi kami dengan (bacaan) "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (Al-Fatihah : 1-7).

  • Permohonan Perlindungan:

    سُوْرٌ سُوْرٌ سُوْرٌ

    Arab Latin: Sûrun sûrun sûrun

    Artinya: "Bentengilah diriku, bentengilah diriku, bentengilah diriku"

  • Ayat Kursi:

    اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَــاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَــاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

    Arab Latin: Allâhu lâ ilâha illâ Huwal-ḫayyul-qayyûm(u), lâ ta'khudzuhu sinatun wa lâ naum(un), lahu mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardli, man dzal-ladzî yasyfauindahu illâ bi'idznihi, yalamu mâ baina aidihim wa mâ khalfahum wa lâ yuḫithûna bisyai'in minilmihi illâ bimâ sya'a, wasia kursiyuhus-samawâti wal-ardla wa lâ ya'uduhu ḫifdhuhuma wa huwal-aliyyul-adhîm(u).

    Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha tinggi, Maha besar." (Al-Baqarah: 255).

  • Perlindungan Malaikat:

    بِنَا اسْتَدَارَتْ كَمَا اسْتَدَارَتِ الْمَلَائِكَةُ بِمَدِيْنَةِ الرَّسُوْلِ بِلَا خَنْدَقٍ وَلَا سُوْرٍ، مِنْ كُلِّ قَدَرٍ مَقْدُوْرٍ، وَحَذَرٍ مَحْذُوْرٍ، وَمِنْ جَمِيْعِ الشُّرُوْرِ، تَتَرَّسْنَا بِاللهِ (×٣) مِنْ عَدُوِّنَا وَعَدُوِّ الله، مِنْ سَاقِ عَرْشِ اللهِ إِلَى قَاعِ أَرْضِ الله، بِمِائَةِ أَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، صِنْعَتُهُ لَا تَنْقَطِعُ بِمِائَةِ أَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، عَزِيْمَتُهُ لَا تَنْشَقُّ بِمِائَةِ أَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ

    Arab Latin: Binâstadârat kamastadâratil-malâ'ikatu bimadînatir-rasûli bilâ khandaqi wa lâ sûr(i), min kulli qadari maqdûr(i). wa ḫadzari maḫdzûr(i), wa min jami`isy-syurûr(i),

    Tatarrasnâ billâhi (3x)

    Min 'aduwwinâ wa aduwwillâh, min sâqiarsyillâhi, ila qâi ardlillâh, bimi'ati alfi alfi alfi lâ ḫaula wa lâ quwwata illâ billâhil-aliyyil-adhîmi, shinatuhu lâ tanqathiu bi mi'ati alfi alfi alfi â ḫaula wa lâ quwwata illâ billâhil-aliyyil-adhîmi,azîmatuhu lâ tansyaqqu bi mi'ati alfi alfi alfi â ḫaula wa lâ quwwata illâ billâhil-aliyyil-adhîmi

    Artinya: "Kami terlindungi, sebagaimana para malaikat yang melindungi kota Rasulullah (Madinah) dengan tanpa parit dan benteng, dari setiap kekuatan yang ditentukan, dari kewaspadaan yang perlu diwaspadai, dari semua keburukan. Kami hanya berperisaikan dengan Allah. Dari musuh kami dan musuh Allah, dari penjaga 'arasy-nya Allah, ke dasar bawah bumi Allah, berkat seratus juta 'Lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'adhîm'. Pekerjaannya tidak terputus berkat seratus juta 'Lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'adhîm'. Jimatnya tidak retak, berkat seratus juta 'Lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'adhîm'.

  • Doa Perlindungan dari Kejahatan:

    اَللّٰهُمَّ إِنْ أَحَدٌ أَرَادَنِيْ بِسُوْءٍ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ وَالْوُحُوْشِ وَغَيْرِهِمْ مِنْ سَائِرِ الْمَخْلُوْقَاتِ مِنْ بَشَرٍ أَوْ شَيْطَانٍ أَوْ سُلْطَانٍ أَوْ وَسْوَاسٍ، فَارْدُدْ نَظْرَهُمْ فِي انْتِكَاسٍ، وَقُلُوْبَهُمْ فِي وَسْوَاسٍ، وَأَيْدِيَهُمْ فِيْ إِفْلَاسٍ، وَأَوْبِقْهُمْ مِنَ الرِّجْلِ إِلَى الرَّأْسِ. لَا فِيْ سَهْلٍ يَجْدَعُ وَلَا فِي جَبَلٍ يَطْلَعُ بِمِائَةِ أَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

    Arab Latin: Allâhumma in arâdanî aḫadun bisû'in minal-jinni wal-insi wal-wuḫûsyi wa ghairihim min syâiril makhlûqâti min basyarin au syaithânin au sulthânin au waswâsin fardud nadharahum fintikâsin wa qulûbahum fî waswâsin wa aidiyahum fî iflâsin wa aubiqhum minar-rijli ilar-ra'si lâ fî sahlin yajdau wa lâ fî jabalin yathlau bimi'ati alfi alfi alfi â ḫaula wa lâ quwwata illâ billâhil-aliyyil-adhîmi. Wa shallallâhu ala sayyidinâ Muḫammadin waala âlihi wa shaḫbihi wa sallam(a).

    Artinya: "Ya Allah! Jika seseorang ingin berbuat jahat kepadaku, baik dari kalangan jin, manusia, binatang buas, maupun makhluk apa saja, baik dari manusia, setan, penguasa (zalim), maupun bisikan jahat, maka kembalikan pandangan (pikiran) mereka dalam keadaan terjungkir, hati mereka dalam keragu-raguan, tangan-tangan mereka dalam keadaan gagal (tak bisa berbuat banyak), hancurkan/hinakan mereka dari kaki sampai kepalanya, tak mampu memotong (mengalahkan /berjalan) di tanah datar dan tidak mampu memanjat di gunung, berkat beratus-ratus juta 'Lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'azhîm'. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepada junjungan kita, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya."

  • Penutup:

    (سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ) فيِْ كُلِّ لَحْظَةٍ أَبَدًا، عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

    Arab Latin: Bifadl-li subḫâna rabbika rabbil-izzatiammâ yashifûn(a). wa salâmun alal-mursalîna wal-ḫamdulillâhi rabbil-âlamîn(a). fî kulli laḫdhatin abadan, 'adada khalqihi wa ridlâ nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midâda kalimâtihi

    Artinya: "Mahasuci Tuhanmu Tuhan yang Maha mulia dari segala tuduhan yang mereka sifatkan. Semoga kesejahteraan atas para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh keberadaan. Selalu, dalam tiap kedipan, sebanyak hitungan ciptaannya, keridhaan Diri-Nya, hiasan Arsy-Nya, dan tinta Kalimat-Nya."

Keutamaan Wirid Sakran

Selain sebagai permohonan perlindungan, Wirid Sakran juga memiliki keutamaan lain, seperti menenangkan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, serta memperkuat keimanan. Di dalamnya terkandung bacaan-bacaan mulia seperti Al-Fatihah dan Ayat Kursi, yang semakin menambah keberkahannya.

Penting untuk diingat, bahwa Wirid Sakran bukanlah jaminan mutlak terhindar dari segala macam bahaya. Namun, dengan mengamalkannya secara rutin dan ikhlas, seorang hamba menunjukkan kesungguhan dalam memohon perlindungan kepada Allah SWT, serta berupaya untuk senantiasa berada dalam naungan-Nya.

Amalan ini sebaiknya dilakukan dengan pemahaman yang benar dan bimbingan dari guru yang kompeten, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penyimpangan dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, Wirid Sakran dapat menjadi wasilah yang membawa keberkahan dan keselamatan dalam hidup kita.