Mahalnya Parkir Liar di Lebaran Betawi, Pengunjung Mengeluh

Perayaan Lebaran Betawi di Monumen Nasional (Monas), yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan silaturahmi, ternodai oleh praktik parkir liar yang meresahkan para pengunjung. Tarif parkir yang tidak wajar, mencapai Rp 15.000 untuk sepeda motor, menjadi keluhan utama yang dilayangkan oleh masyarakat yang hadir pada acara tersebut.

Praktik parkir liar ini terindikasi beroperasi di area pintu masuk Monas, tepatnya di sekitar Patung Kuda, bahkan sangat dekat dengan pos polisi. Oknum juru parkir liar meminta pembayaran di muka kepada setiap pengendara yang ingin memarkirkan kendaraannya. Pengunjung yang menolak membayar, tidak diperkenankan untuk memarkirkan kendaraannya di lokasi tersebut.

Salah seorang pengunjung bernama Putra (25) mengungkapkan kekecewaannya atas tarif parkir yang dianggap terlalu mahal. Ia mengaku terpaksa memilih parkir di area liar karena lahan parkir resmi di sekitar Monas sudah penuh. Kondisi ini membuatnya merasa tidak punya pilihan lain selain menerima tarif yang tidak wajar.

Pengunjung lain bernama Putri (26) juga menyampaikan keluhan serupa. Meskipun sempat menawar dan berhasil membayar Rp 10.000, ia tetap merasa keberatan dengan harga tersebut. Ia menilai harga parkir tersebut tidak sebanding dengan fasilitas yang diberikan, terutama karena tidak adanya jaminan keamanan untuk kendaraan yang diparkir.

Maraknya praktik parkir liar di kawasan Monas bukan merupakan fenomena baru. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain:

  • Antusiasme Pengunjung yang Tinggi: Pada acara-acara besar seperti Lebaran Betawi, jumlah pengunjung yang datang sangat banyak, sehingga lahan parkir resmi tidak mampu menampung seluruh kendaraan.
  • Kurangnya Pengawasan: Meskipun terdapat pos polisi di dekat lokasi parkir liar, pengawasan terhadap praktik tersebut masih lemah, sehingga para juru parkir liar dapat beroperasi secara terang-terangan.
  • Minimnya Alternatif Parkir: Tidak tersedia cukup banyak lahan parkir alternatif di sekitar Monas yang mudah dijangkau oleh pengunjung. Kondisi ini memaksa pengunjung untuk memilih parkir liar sebagai satu-satunya pilihan.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat merusak citra acara-acara besar yang diselenggarakan di Monas dan merugikan pengunjung yang seharusnya dapat menikmati suasana acara dengan nyaman. Para pengunjung berharap pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas terhadap praktik parkir liar, terutama saat penyelenggaraan acara besar. Penataan lalu lintas dan area parkir yang lebih tertib dinilai penting untuk mendukung kenyamanan dan keamanan seluruh pengunjung. Acara budaya seperti Lebaran Betawi seharusnya menjadi momen sukacita, bukan malah menambah beban pengunjung dengan tarif parkir liar yang mencekik.