Istana Negara Pasang Badan Bela Gibran Rakabuming Raka Usai Video Monolog di YouTube Menuai Polemik
Istana Negara Membela Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka Terkait Video Monolog yang Viral
Istana Negara memberikan pembelaan terhadap Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka terkait video monolog yang diunggah di kanal YouTube pribadinya dan menuai beragam kritik. Video tersebut berisi pandangan Gibran mengenai potensi besar yang dimiliki Indonesia di tengah tantangan global, terutama terkait dengan bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-2045.
Dalam video yang diunggah beberapa waktu lalu itu, Gibran menyoroti pentingnya Indonesia memanfaatkan momentum bonus demografi. Namun, video tersebut kemudian memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk politisi dari PDI Perjuangan. Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, bahkan menyarankan agar Gibran tidak terlalu sering membuat video dan lebih fokus pada pekerjaan.
Monolog Gibran Tentang Bonus Demografi
Dalam monolognya, Gibran menjelaskan bahwa Indonesia berada pada momen krusial di tengah berbagai tantangan global, seperti ekonomi, perang dagang, geopolitik, dan perubahan iklim. Meskipun demikian, Indonesia sebagai negara besar dengan 284 juta penduduk harus terus tumbuh dan beradaptasi. Dia menekankan bahwa tantangan yang ada memang besar, tetapi peluang yang dimiliki Indonesia jauh lebih besar, terutama dengan adanya bonus demografi.
"Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif, di mana generasi produktif, generasi muda, memiliki proporsi yang lebih besar, sehingga memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan arah kemajuan," ujar Gibran dalam videonya. Gibran menekankan pentingnya mengelola bonus demografi ini agar tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia.
Kritikan dari PDI Perjuangan
Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengkritik video Gibran dan menyarankan agar Gibran lebih fokus bekerja daripada membuat video. Dia bahkan menyebut nama Dedi Mulyadi dalam komentarnya, meskipun tidak menjelaskan maksudnya secara rinci. Pernyataan Deddy Sitorus ini kemudian ditanggapi oleh politisi lain, Utje Gustaaf Patty, yang menyayangkan sikap Deddy yang dianggap tidak peduli dengan kesibukan Wapres Gibran. Utje bahkan menuding Deddy Sitorus memiliki dendam terhadap keluarga Jokowi.
Pembelaan dari Istana
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro memberikan pembelaan terhadap Gibran. Menurutnya, video monolog tersebut merupakan salah satu cara komunikasi Gibran kepada masyarakat. Juri menjelaskan bahwa pejabat negara memiliki berbagai cara untuk menyampaikan informasi kepada publik, termasuk melalui video. Dia juga berharap agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan langsung dari sumbernya, tanpa adanya bias.
Juri juga menanggapi kritikan Deddy Sitorus yang meminta Gibran untuk fokus bekerja. Menurutnya, berbicara dan menyampaikan informasi adalah salah satu tugas pejabat negara. "Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara. Menyampaikan hal yang menjadi kebijakan. Masa orang bicara dilarang," tegas Juri.
Dengan adanya pembelaan dari Istana ini, diharapkan polemik terkait video monolog Gibran dapat mereda dan masyarakat dapat memahami tujuan dari video tersebut sebagai upaya untuk mengkomunikasikan informasi penting mengenai potensi dan tantangan yang dihadapi Indonesia.