Lonjakan Harga Cabai di Berau Capai Rp 300.000/Kg, Warga Keluhkan Beban Ekonomi Jelang Ramadan

Lonjakan Harga Cabai di Berau: Krisis di Tengah Ramadan

Harga cabai di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, mengalami kenaikan drastis dalam beberapa hari terakhir, mencapai angka yang fantastis dan membebani perekonomian masyarakat. Pada Jumat (7/3/2025), harga cabai rawit terpantau menyentuh Rp 300.000 per kilogram, sementara cabai merah dan cabai rawit jenis lain masing-masing dibanderol Rp 180.000 dan Rp 200.000 per kilogram. Lonjakan ini terbilang signifikan mengingat hanya dalam kurun waktu empat hari, harga cabai rawit telah melonjak dari Rp 180.000 menjadi tiga kali lipatnya. Kenaikan harga yang tak terkendali ini menimbulkan keresahan dan kesulitan bagi masyarakat Berau, terutama menjelang bulan suci Ramadan.

Dampak kenaikan harga cabai ini terasa langsung di pasar tradisional. Susanti (45), seorang pedagang di Pasar Adji Dilayas, menggambarkan situasi yang semakin sulit. "Penjualan saya menurun drastis," ujarnya. "Konsumen terkejut melihat harga, banyak yang membatalkan pembelian. Stok cabai juga sulit didapat, sehingga semakin menekan usaha kami." Sentimen serupa diutarakan Rahmi (42), seorang ibu rumah tangga. "Harga cabai sudah seperti emas," keluhnya. "Kami di rumah gemar makan sambal, tetapi dengan harga ini, terpaksa kami mengurangi porsinya. Belum lagi harga kebutuhan pokok lainnya yang juga ikut naik." Kenaikan harga cabai tak hanya membebani pengeluaran rumah tangga, namun juga berpotensi memicu inflasi yang lebih luas.

Penyebab Kenaikan dan Antisipasi Pemerintah

Analisis sementara menunjukkan bahwa kelangkaan pasokan menjadi penyebab utama melonjaknya harga cabai. Cuaca buruk berupa hujan deras di daerah penghasil cabai dan gelombang tinggi di perairan diduga menghambat proses panen dan distribusi. Kondisi ini diperparah dengan belum adanya intervensi yang signifikan dari pemerintah daerah untuk mengatasi krisis ini. Ketiadaan langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan harga atau menjamin ketersediaan stok menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Berau.

Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain: melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga, memberikan subsidi kepada petani cabai, memperbaiki infrastruktur distribusi, serta melakukan diversifikasi sumber pasokan cabai. Kegagalan pemerintah dalam mengatasi masalah ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga komoditas lainnya, serta semakin membebani perekonomian masyarakat Berau, khususnya di tengah bulan Ramadan yang membutuhkan pengeluaran lebih besar.

  • Potensi solusi yang dapat dilakukan pemerintah daerah:
    • Melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.
    • Memberikan subsidi kepada petani cabai.
    • Memperbaiki infrastruktur distribusi.
    • Melakukan diversifikasi sumber pasokan cabai.

Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga cabai akan sangat menentukan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Berau di bulan Ramadan ini. Masyarakat berharap agar pemerintah segera bertindak cepat dan tepat untuk meringankan beban ekonomi mereka yang semakin berat.