Krisis Kesehatan di Gaza: Ratusan Pasien Gagal Ginjal Meregang Nyawa Akibat Blokade dan Kerusakan Fasilitas Medis

Kondisi kesehatan di Gaza semakin memprihatinkan, terutama bagi ratusan pasien gagal ginjal yang menghadapi ancaman kematian akibat keterbatasan akses cuci darah. Blokade bantuan kemanusiaan dan kerusakan parah pada fasilitas kesehatan akibat konflik berkepanjangan telah memperburuk situasi yang sudah genting.

Mohamed Attiya, seorang pria berusia 54 tahun, menjadi salah satu potret nyata perjuangan hidup di tengah keterbatasan ini. Dua kali seminggu, ia harus menempuh perjalanan berat menggunakan kursi roda dari tempat penampungan sementara di Gaza barat menuju Rumah Sakit Shifa di utara. Perjalanan ini ia lakukan demi mendapatkan perawatan dialisis yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ginjalnya tetap berfungsi. Namun, perawatan yang tersedia kini jauh dari memadai akibat kerusakan infrastruktur dan minimnya pasokan medis.

Ironisnya, Attiya hanyalah satu dari sekian banyak pasien gagal ginjal yang bernasib tragis di Gaza. Lebih dari 400 pasien dilaporkan meninggal dunia dalam 18 bulan terakhir akibat kurangnya perawatan yang memadai. Jumlah ini mencerminkan sekitar 40% dari total kasus dialisis di wilayah tersebut. Data ini bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi juga cerminan dari krisis kemanusiaan yang tersembunyi di balik konflik yang terus berkecamuk.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), enam dari tujuh pusat dialisis di Gaza telah hancur akibat perang. Dari 182 mesin dialisis yang tersedia sebelum konflik, kini hanya tersisa 102 unit. Kondisi ini diperparah dengan kelangkaan obat-obatan khusus untuk ginjal. Di Rumah Sakit Shifa, Dr. Ghazi al-Yazigi, kepala departemen nefrologi dan dialisis, mengungkapkan bahwa sedikitnya 417 pasien gagal ginjal meninggal dunia akibat kurangnya perawatan yang memadai.

Situasi ini memaksa banyak pasien dialisis untuk mengurangi frekuensi dan durasi sesi cuci darah mereka setiap minggu. Akibatnya, terjadi peningkatan kadar racun dan penumpukan cairan dalam tubuh pasien, yang berpotensi menyebabkan kematian.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait krisis kesehatan yang dihadapi pasien gagal ginjal di Gaza:

  • Kerusakan infrastruktur kesehatan akibat konflik
  • Blokade bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis dan bahan bakar
  • Kekurangan mesin dialisis dan obat-obatan ginjal
  • Peningkatan angka kematian pasien gagal ginjal
  • Pembatasan akses cuci darah bagi pasien yang membutuhkan

Krisis yang menimpa pasien gagal ginjal di Gaza adalah pengingat yang menyakitkan akan dampak kemanusiaan dari konflik berkepanjangan. Diperlukan tindakan segera dari komunitas internasional untuk memastikan pasokan medis yang memadai dan pemulihan fasilitas kesehatan agar nyawa para pasien dapat diselamatkan.