Penerapan ERP di Jakarta: Solusi Efektif Atasi Kemacetan dan Dorong Kendaraan Ramah Lingkungan?

Penerapan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta kembali mencuat menjadi perbincangan hangat. Wacana ini digulirkan seiring dengan pernyataan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai potensi pengelolaan pendapatan ERP untuk subsidi transportasi umum.

Meski implementasinya masih dalam tahap pembahasan intensif, seorang pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, memberikan pandangannya terkait keunggulan sistem ERP. Menurutnya, ERP menawarkan sejumlah manfaat signifikan dalam mengatasi permasalahan kemacetan di ibu kota.

"Secara teknis, ERP efektif mengurangi kemacetan dengan mengontrol jumlah kendaraan yang melintas di jalan-jalan utama," ujar Yannes. Dengan pengendalian yang lebih baik, diharapkan waktu tempuh perjalanan dapat dipersingkat dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih efisien.

Selain efisiensi, Yannes juga menyoroti dampak positif ERP terhadap lingkungan. Pengurangan kemacetan secara langsung berkontribusi pada penurunan emisi karbon dan polusi udara, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga Jakarta. ERP juga dinilai dapat menjadi instrumen untuk mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik (EV). Melalui pengaturan tarif yang fleksibel berdasarkan waktu (jam sibuk vs. jam lengang), sistem ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan ruang jalan.

Perbandingan dengan sistem ganjil genap yang saat ini berlaku juga menjadi sorotan. Yannes berpendapat bahwa ERP memiliki keunggulan yang lebih signifikan.

Keunggulan ERP dibandingkan Ganjil Genap:

  • Fleksibilitas: ERP tidak membatasi berdasarkan plat nomor kendaraan, memberikan keleluasaan lebih besar bagi pengguna jalan.
  • Akurasi: Penegakan hukum berbasis data digital dan sensor real-time memastikan akurasi yang tinggi.
  • Efisiensi SDM: ERP mengurangi keterlibatan sumber daya manusia dalam pengawasan dan pengendalian.

Dishub DKI Jakarta mengusulkan pemberlakuan ERP setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB, dengan tarif antara Rp 5.000 sampai Rp 19.000.

Implementasi ERP di Jakarta diharapkan dapat menjadi solusi komprehensif dalam mengatasi kemacetan, meningkatkan kualitas lingkungan, dan mendorong penggunaan transportasi yang lebih berkelanjutan. Meskipun demikian, pembahasan mendalam dengan seluruh pemangku kepentingan tetap diperlukan untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas sistem ini.