Antusiasme Publik terhadap Takjil Viral di Mangga Besar: Melebihi Batas Agama dan Usia

Antusiasme Publik terhadap Takjil Viral di Mangga Besar: Melebihi Batas Agama dan Usia

Jalan Raya Mangga Besar, Jakarta Barat, Jumat (7 Maret 2025) menjadi saksi bisu antusiasme publik yang tak terbendung. Bukan hanya umat Muslim yang menantikan waktu berbuka puasa, namun juga masyarakat non-Muslim turut serta dalam perburuan takjil viral yang telah menjadi tradisi tahunan. Pantauan langsung di lokasi menunjukkan antrean panjang yang membentang sejak pukul 15.00 WIB, jauh sebelum gerobak takjil tiba sekitar pukul 15.30 WIB. Keunikan takjil yang disajikan dalam panci besar, dengan beragam pilihan menu, menjadi daya tarik utama yang mampu mengalahkan waktu tunggu hingga lebih dari 30 menit.

Fenomena ini menarik perhatian karena melampaui batasan agama. Citra (38), seorang warga yang mengaku non-Muslim, mengungkapkan alasannya ikut berburu takjil. "Bukan (Muslim), ini beli buat konten saja," ujarnya. Bukan sekadar ikut-ikutan, Citra bahkan menjadikan pengalaman pertamanya ini sebagai bahan ulasan jujur atau honest review di media sosial. Hal senada diungkapkan oleh Ira (40) yang rela menempuh perjalanan dari Kalideres bersama suami hanya untuk mencicipi takjil viral yang dilihatnya di TikTok. "Saya lihat di TikTok ramai banget, gereget kalau belum saya cobain. Ya sudah saya ajak suami," kata Ira sembari tersenyum, menggambarkan antusiasme yang tak hanya terbatas pada kalangan tertentu.

Takjil yang ditawarkan pedagang memang beragam dan menggiurkan. Daftar menu yang tersedia meliputi kolak pisang, singkong gula merah, biji salak, ubi, labu, kolang-kaling, pacar cina, dan berbagai pilihan lainnya. Satu porsi takjil yang dapat dicampur sesuai selera dibanderol dengan harga Rp 20.000. Meskipun harga terbilang terjangkau, antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa daya tarik takjil ini melampaui faktor ekonomi. Pedagang memperkirakan akan tetap berjualan hingga menjelang waktu berbuka puasa (sekitar pukul 18.00 WIB), atau sampai stok habis.

Fenomena ini mencerminkan bagaimana tren media sosial dapat memengaruhi perilaku konsumen dan menciptakan daya tarik yang melampaui batas agama dan usia. Kehadiran takjil viral di Mangga Besar tidak hanya sekadar jual-beli makanan, melainkan juga menjadi sebuah peristiwa sosial yang menarik minat masyarakat luas untuk turut serta, baik karena rasa ingin tahu, kebutuhan konten media sosial, atau bahkan sekadar untuk menikmati cita rasa unik takjil tersebut. Ke depannya, perlu diteliti lebih lanjut dampak fenomena ini terhadap perekonomian lokal dan bagaimana peran media sosial dalam membentuk tren konsumsi masyarakat.