Kesulitan dan Emosi di Balik Layar: Sutradara The Apothecary Diaries Ungkap Tantangan Season Kedua

Kesulitan dan Emosi di Balik Layar: Sutradara The Apothecary Diaries Ungkap Tantangan Season Kedua

Adaptasi anime dari novel grafis The Apothecary Diaries telah memasuki season keduanya, membawa penonton lebih dalam ke kehidupan Maomao di Istana Dalam. Season pertama, yang terdiri dari 24 episode, berhasil mengadaptasi dua volume novel grafis. Kini, season kedua melanjutkan kisah Maomao dengan cakupan cerita yang mencakup volume ketiga dan keempat, menghadirkan misteri-misteri baru yang menantang kecerdasan dan keterampilan Maomao sebagai apoteker istana.

Dalam kelanjutan petualangannya, Maomao tidak hanya dihadapkan pada kasus-kasus misterius di lingkungan istana, tetapi juga pada sisi-sisi emosional yang lebih kompleks. Salah satu contohnya adalah kisah merawat seekor anak kucing liar yang ditemukannya, yang kemudian menjadi hewan peliharaan Putri Lingli. Suasana di Istana Dalam juga semakin semarak dengan kedatangan karavan tahunan, yang membawa serta berbagai pedagang, saudagar, dan pekerja nomaden, menambahkan dinamika baru pada cerita.

Proses produksi season kedua, menurut pengakuan Sutradara Fudesaka Akinori dalam sebuah wawancara dengan Comicbook, diwarnai dengan tantangan emosional yang mendalam. Akinori menekankan betapa pentingnya akurasi dalam menyampaikan emosi karakter dan peristiwa yang terjadi dalam cerita. Ia menjelaskan detail pendekatannya, "Idenya adalah kami menangkapnya dengan kamera. Untuk menyampaikan peristiwa dan emosi yang terjadi secara akurat, saya mencoba menyampaikannya melalui sudut kamera, warna, latar belakang, pemrosesan film, dan suara." Ia mengakui bahwa mengejar akurasi tersebut bukanlah tugas mudah, mengingat The Apothecary Diaries berusaha untuk secara mendalam mengeksplorasi emosi para karakternya.

Lebih lanjut, Akinori mengungkapkan sebuah pengakuan yang mengharukan. Ia mengaku terharu hingga meneteskan air mata selama proses penyuntingan gambar. "Saya menangis saat mengoreksi alur cerita (tertawa). Ceritanya dijalin dengan baik dengan karakter yang menarik, jadi saya mencoba menunjukkan emosi dan pikiran para karakter dan menghubungkannya bersama," jelasnya. Pengakuan ini memperlihatkan betapa mendalamnya keterlibatan sang sutradara dalam proses kreatif dan betapa emosionalnya cerita yang ingin ia sampaikan kepada penonton.

Perubahan emosi yang signifikan dari para karakter di season kedua menjadi salah satu poin penting yang ingin ditonjolkan oleh tim produksi. Intensitas emosi yang disajikan ini menjanjikan kelanjutan cerita yang penuh kejutan dan ketegangan. Bagaimana Maomao dan para karakter lainnya akan menghadapi tantangan yang ada, menjadi pertanyaan yang menggantung dan mengundang rasa penasaran penonton untuk terus mengikuti perjalanan mereka di The Apothecary Diaries.

Beberapa poin penting dari season 2:

  • Misteri baru yang lebih kompleks.
  • Perkembangan hubungan emosional antar karakter.
  • Pengaruh kedatangan karavan tahunan terhadap kehidupan di Istana Dalam.
  • Tantangan teknis dalam penggambaran emosi karakter secara visual.
  • Pengalaman emosional Sutradara Fudesaka Akinori selama proses produksi.