OJK Tanggapi Pemangkasan Proyeksi Ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia
OJK Optimistis dengan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons proyeksi terbaru dari Bank Dunia yang memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025. Meskipun Bank Dunia menurunkan proyeksinya menjadi 4,7%, OJK tetap yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sejalan dengan target pemerintah, yaitu di atas 5,1%.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa keyakinan ini didasarkan pada perkiraan pertumbuhan dari sektor pembiayaan, kredit, serta kesehatan dan kinerja industri keuangan secara keseluruhan. OJK terus memantau dan berinteraksi dengan berbagai lembaga jasa keuangan untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi pasar. Hingga saat ini, OJK belum menerima laporan yang mengindikasikan adanya penurunan atau perubahan signifikan dalam perkiraan pertumbuhan industri jasa keuangan.
"Berdasarkan dialog dan diskusi terkini dengan berbagai lembaga jasa keuangan, kami belum memperoleh prakiraan mengenai pertumbuhan yang akan lebih rendah atau perubahan apapun. Oleh karena itu, kami tetap berpegang pada prakiraan pertumbuhan yang sama seperti di awal tahun dan belum melakukan revisi," ujar Mahendra dalam sebuah acara di Jakarta.
Pertumbuhan Kredit Perbankan Tetap Stabil
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit perbankan untuk tahun 2025 masih sesuai dengan perkiraan awal, yaitu antara 9% hingga 11%. OJK belum mengubah perkiraan ini karena dialog dan rencana bisnis bank (RBB) yang diterima sejauh ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
"Untuk kredit perbankan, kami dari awal tahun ini sudah menyampaikan perkiraan pertumbuhan 9-11%, dan berdasarkan informasi terkini, kami belum melihat adanya perubahan. Rencana bisnis bank yang kami terima juga tidak menunjukkan adanya revisi," tambahnya.
OJK akan terus memantau realisasi kinerja industri jasa keuangan secara keseluruhan, tidak hanya terpaku pada perkiraan pertumbuhan ekonomi. Data dan realisasi kinerja di berbagai sektor akan menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan dan penyesuaian kebijakan.
"Tentu kita akan lihat terus ke depan berdasarkan realisasi dari kinerja di angka-angka tadi itu, bukan hanya berdasarkan konteks prakiraan pertumbuhan ekonomi. Nanti kalau ada update lebih lanjut, kami akan laporkan," tegas Mahendra.
Penjelasan Bank Dunia Terkait Pemangkasan Proyeksi
Sebelumnya, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% dalam laporan terbarunya, The Macro Poverty (MPO) Outlook edisi April 2025. Alasan utama di balik pemangkasan ini adalah ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas, yang diperkirakan akan berdampak pada ketentuan perdagangan Indonesia dan kepercayaan investor.
Bank Dunia juga menyoroti bahwa sulit untuk mengukur dampak penuh dari langkah-langkah kebijakan baru-baru ini, mengingat pergeseran kebijakan dapat terus terjadi. Hal ini menambah kompleksitas dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.