Survei Gallup: Tingkat Stres Pekerja Indonesia Relatif Rendah di ASEAN

Sebuah laporan terbaru dari Gallup, State of the Global Workplace 2025, menunjukkan bahwa tingkat stres pekerja di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Riset ini melibatkan sekitar 225 ribu pekerja di seluruh dunia, termasuk 1.000 responden di setiap negara yang disurvei, bertujuan untuk memahami pengalaman mereka di tempat kerja dan kehidupan secara umum.

Hasil survei menempatkan Indonesia pada peringkat ke-9 dengan 15% pekerja yang dilaporkan mengalami stres. Myanmar menempati urutan teratas dengan 50% pekerja yang mengaku stres, sementara Vietnam memiliki persentase pekerja yang merasa stres paling rendah di ASEAN.

Meski demikian, survei ini juga mengungkap bahwa persentase responden Indonesia yang mengalami perasaan marah dan sedih dalam sehari cukup tinggi. Sebanyak 21% responden melaporkan sering merasa marah, dan 29% responden sering merasa sedih.

Survei Gallup juga menyoroti tingkat keterikatan karyawan dengan pekerjaan mereka. Secara global, hanya 21% responden yang merasa terlibat dengan pekerjaan mereka, antusias, dan termotivasi untuk mengembangkan organisasi tempat mereka bekerja. Mayoritas responden, yaitu 62%, merasa tidak terlibat atau "tidak terikat secara psikologis" dengan pekerjaan mereka. Mereka cenderung menghabiskan waktu di tempat kerja tanpa memberikan energi atau semangat yang optimal, sebuah fenomena yang dikenal sebagai quiet quitting.

Berikut adalah poin-poin penting yang terungkap dalam survei:

  • Tingkat stres pekerja Indonesia relatif rendah di ASEAN.
  • Persentase pekerja Indonesia yang merasa marah dan sedih cukup tinggi.
  • Tingkat keterikatan karyawan secara global masih rendah.
  • Sebagian besar karyawan merasa tidak terikat dengan pekerjaan mereka.

Survei ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi pekerja di berbagai negara dan menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan mental dan emosional karyawan di tempat kerja.