Kunjungan Kerja ke Papua Tengah, Wamendiktisaintek Stella Christie Terima Penghargaan Noken Anggrek
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Papua Tengah dengan tiba di Bandara Nabire pada Senin, 28 April 2025. Kedatangannya disambut hangat oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, beserta jajaran pemerintah daerah.
Dalam acara penyambutan tersebut, Stella Christie menerima sebuah kehormatan istimewa, yaitu pengalungan noken anggrek. Noken anggrek bukan sekadar tas tradisional, melainkan simbol budaya yang sangat bernilai bagi masyarakat Papua, khususnya Suku Mee. Noken ini memiliki nilai historis yang mendalam dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat.
Noken anggrek berbeda dari noken lainnya karena bahan pembuatannya yang unik. Ia dirajut dari serat kulit kayu khusus dan serat anggrek hutan pilihan. Proses pembuatannya pun tidak sembarangan. Bahan-bahan tersebut diambil dari daerah pegunungan tertentu, tempat anggrek-anggrek istimewa tumbuh subur. Lokasi pengambilan bahan ini biasanya berada di wilayah yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai 'Ugida', yaitu puncak gunung yang tidak ditumbuhi pepohonan besar.
Keistimewaan bahan dan proses pembuatan inilah yang membuat noken anggrek memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Harga sebuah noken anggrek bisa bervariasi, mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung pada ukuran dan kerumitan motifnya. Pembuatannya pun sepenuhnya dilakukan secara manual oleh para pengrajin lokal, terutama oleh para perempuan Suku Mee yang dikenal dengan sebutan 'Mama-Mama Papua'.
Nilai budaya noken anggrek jauh melampaui nilai ekonominya. Bagi masyarakat Suku Mee, noken anggrek memiliki makna simbolis yang mendalam dalam kehidupan sosial dan ritual adat. Kehadirannya seringkali menjadi bagian penting dalam upacara-upacara penting dan menjadi simbol status sosial tertentu.
Pengakuan dunia terhadap noken sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 4 Desember 2012 semakin menegaskan pentingnya pelestarian tradisi ini. Saat ini, dunia memperingati 12 tahun pengakuan noken sebagai warisan budaya dunia.
Kunjungan Wamendiktisaintek Stella Christie ke Papua Tengah kali ini bertujuan untuk meninjau secara langsung perkembangan pembangunan SMA Unggul Garuda yang terletak di Kabupaten Nabire. Didampingi oleh Gubernur Papua Tengah, Stella Christie tampak mengenakan noken anggrek yang diterimanya, sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan kearifan lokal masyarakat Papua. Ia meninjau lokasi pembangunan SMA Unggul Garuda di Kabupaten Nabire.
- Noken anggrek merupakan simbol budaya yang sangat bernilai bagi masyarakat Papua, khususnya Suku Mee.
- Bahan pembuatannya unik, yaitu serat kulit kayu khusus dan serat anggrek hutan pilihan.
- Proses pembuatannya dilakukan secara manual oleh para pengrajin lokal, terutama oleh para perempuan Suku Mee.
- Memiliki nilai ekonomi yang tinggi, mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah.
- Memiliki makna simbolis yang mendalam dalam kehidupan sosial dan ritual adat masyarakat Suku Mee.
- Diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 4 Desember 2012.
- Wamendiktisaintek Stella Christie meninjau pembangunan SMA Unggul Garuda di Kabupaten Nabire.