Korut Kirim Pasukan ke Ukraina: Konfirmasi Dukungan untuk Rusia dalam Konflik

Korea Utara Akui Pengiriman Pasukan ke Wilayah Konflik Ukraina

Pyongyang secara resmi mengumumkan partisipasinya dalam konflik Ukraina dengan mengirimkan unit militer untuk mendukung operasi Rusia. Pengumuman ini disampaikan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, yang mengutip perintah langsung dari Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un. Langkah ini dipandang sebagai perwujudan komitmen terhadap perjanjian pertahanan bersama yang telah disepakati dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun sebelumnya.

Menurut laporan KCNA, pasukan Korea Utara akan ditempatkan di wilayah perbatasan Kursk, sebuah area yang sebelumnya menjadi sengketa antara pasukan Rusia dan Ukraina. Komisi Militer Korea Utara menegaskan bahwa kehadiran pasukan mereka di wilayah tersebut menandakan aliansi yang kuat antara kedua negara, dan menganggap wilayah Rusia sebagai bagian dari wilayah mereka sendiri.

Kim Jong Un sendiri memberikan apresiasi tinggi kepada pasukannya, menyebut mereka sebagai "pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air" yang berjuang demi keadilan. Korea Utara juga menyatakan kebanggaannya dapat bersekutu dengan negara sekuat Federasi Rusia. Diperkirakan, Korea Utara telah mengirimkan ribuan personel militer ke zona konflik, termasuk pasukan pengganti untuk menggantikan mereka yang gugur dalam pertempuran.

Respons Ukraina dan Klaim Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menanggapi laporan tersebut dengan menyatakan bahwa pasukannya masih aktif beroperasi di wilayah Kursk dan Belgorod. Ia menegaskan bahwa Ukraina mempertahankan posisinya di wilayah Rusia tersebut, meskipun mengakui situasi yang sulit di beberapa area.

Sebelumnya, Moskow mengklaim bahwa pasukannya telah berhasil mengusir pasukan Kyiv dari Desa Gornal, wilayah terakhir di perbatasan Kursk yang sebelumnya dikuasai oleh Ukraina. Namun, klaim ini dibantah oleh militer Ukraina, yang menyebutnya sebagai propaganda belaka.

Pernyataan Trump Mengenai Krimea

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memberikan komentar terkait konflik tersebut. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Zelenskyy bersedia menyerahkan Krimea dalam negosiasi damai dengan Rusia. Pernyataan ini bertentangan dengan posisi resmi Zelenskyy yang menolak untuk menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014. Trump juga menyerukan agar Presiden Putin menghentikan agresi dan menandatangani perjanjian damai dengan Ukraina.

Krimea, sebuah semenanjung strategis di Laut Hitam, direbut oleh Rusia jauh sebelum invasi skala penuh ke Ukraina yang dimulai pada tahun 2022.