Ancaman Krisis Kelapa Global: Harga Melonjak di Malaysia dan Filipina Akibat Penurunan Pasokan
Kenaikan harga kelapa bulat kini menjadi isu regional, tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga melanda Malaysia dan Filipina. Fenomena ini dipicu oleh penurunan pasokan kelapa yang signifikan, terutama setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 H.
Di Malaysia, seorang manajer restoran bernama Fahmi Faat mengungkapkan kesulitan mendapatkan pasokan kelapa yang cukup. Akibatnya, stok santan, bahan baku penting dalam masakan tradisional seperti rendang, menjadi sangat terbatas. Fahmi terpaksa mengurangi jumlah santan yang dibeli, yang berdampak pada kualitas dan kuantitas masakan yang dapat disajikan.
"Saya hanya bisa membeli tiga paket santan, padahal biasanya enam. Tentu saja ini tidak cukup," keluhnya, seperti yang dilaporkan oleh Strait Times.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa faktor utama di balik penurunan pasokan kelapa adalah cuaca ekstrem yang merusak produksi tanaman. Negara-negara produsen kelapa utama seperti Filipina dan Indonesia bahkan mempertimbangkan pembatasan ekspor untuk mengamankan pasokan domestik.
Filipina memproyeksikan penurunan produksi kelapa bulat hingga 20 persen pada tahun 2025. Kondisi ini disebabkan oleh dampak cuaca ekstrem selama dua tahun terakhir, termasuk kekeringan dan siklon tropis, yang menyebabkan pohon-pohon kelapa mengalami stres berat. Perkebunan di wilayah pesisir selatan Filipina menjadi salah satu yang paling terdampak.
Henry Raperoga, kepala operasi Axelum Resources, menjelaskan bahwa iklim adalah penyebab utama kelangkaan kelapa. Peristiwa cuaca ekstrem telah menyebabkan penurunan hasil panen, keterlambatan panen, dan terbatasnya mobilitas petani.
Raperoga juga menambahkan bahwa stok kelapa di negara-negara lain seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam juga mengalami penurunan akibat masalah cuaca dan tingginya tingkat konsumsi domestik.
Kelangkaan kelapa bulat memaksa sejumlah pedagang di Malaysia untuk menutup sementara operasional mereka. Konsumen pun didorong untuk mencari alternatif lain sebagai pengganti kelapa.
Di Indonesia, harga kelapa bulat saat ini berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per butir. Meskipun masih tergolong tinggi, harga ini sedikit menurun dibandingkan dengan periode sebelum Lebaran 2025 yang mencapai Rp 30.000 per butir.
"Satu butir kelapa dihargai Rp 20.000 jika akan dibuat santan. Kalau tidak, harganya Rp 18.000," kata Nurdin, seorang pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta.
Nurdin menjelaskan bahwa kenaikan harga kelapa disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari Lampung. Kelapa yang ia jual berasal dari Lampung, dan stok di wilayah tersebut sedang tidak banyak.
Berikut poin-poin penting dalam berita ini:
- Kenaikan harga kelapa terjadi di Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
- Pasokan kelapa berkurang setelah Hari Raya Idul Fitri.
- Cuaca buruk merusak produksi tanaman kelapa.
- Filipina memperkirakan penurunan produksi kelapa bulat sekitar 20 persen pada tahun 2025.
- Kelangkaan kelapa bulat membuat sejumlah pedagang di Malaysia menutup sementara operasional mereka.
Harga kelapa di Indonesia saat ini berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per butir.