DPO Curanmor Kambuhan Tewas Ditembak di Surabaya: Aksi Kejam dan Kelihaiannya Terbongkar

DPO Curanmor Kambuhan Tewas Ditembak di Surabaya: Aksi Kejam dan Kelihaiannya Terbongkar

Polisi menembak mati AYE (29), seorang residivis spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor), di Surabaya pada Jumat dini hari, 7 Maret 2025. AYE, yang dikenal lihai dan kerap beraksi tanpa perencanaan matang, tewas setelah melawan petugas dengan senjata tajam saat hendak ditangkap oleh tim Subdit III Jatanras Polda Jatim. Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengungkapkan kronologi penangkapan dan detail kejahatan tersangka yang mengejutkan.

Menurut AKBP Jumhur, AYE merupakan otak dibalik sejumlah aksi curanmor di berbagai wilayah. Ia memimpin komplotan dan mengatur strategi pencurian, menentukan waktu dan lokasi yang tepat untuk melancarkan aksinya. Kemampuannya yang luar biasa dalam membaca situasi dan memanfaatkan celah kelemahan korban membuatnya sangat sulit ditangkap. "Ia memanfaatkan kelengahan korban, bahkan ibu-ibu yang lupa mengunci kendaraannya menjadi target," ujar AKBP Jumhur. Keberhasilannya dalam setiap aksi menunjukkan perencanaan yang minim, namun eksekusi yang cepat dan tepat.

Fakta mengejutkan lainnya terungkap: AYE merupakan residivis kambuhan dengan tiga catatan kriminal serupa. Kejahatan yang dilakukannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan untuk memenuhi gaya hidup hedonis. Hasil curian digunakan untuk pesta pora dan penggunaan narkoba jenis sabu, yang dibuktikan dengan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

AYE tidak pernah beraksi sendirian. Ia memiliki beberapa kaki tangan yang memiliki peran masing-masing dalam melancarkan aksinya. Saat ini, tiga orang anggota komplotannya telah ditangkap, sementara satu orang lainnya yang membonceng AYE saat penangkapan masih buron dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Pergantian anggota komplotannya yang sering terjadi memperlihatkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi AYE dalam menjalankan aksi kejahatannya.

Penembakan AYE menimbulkan pertanyaan mengenai metode penangkapan dan perlunya evaluasi prosedur standar operasional prosedur (SOP) penangkapan pelaku kejahatan. Meskipun AYE melawan petugas dengan senjata tajam, proses hukum dan investigasi menyeluruh tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran prosedur dalam proses penembakan tersebut. Polda Jatim saat ini tengah fokus mengejar DPO yang masih berkeliaran dan menyelidiki secara mendalam jaringan komplotan curanmor yang dipimpin AYE.

Berikut beberapa poin penting terkait kasus ini:

  • AYE merupakan otak komplotan curanmor yang lihai dan telah beraksi di berbagai wilayah.
  • Ia merupakan residivis kambuhan dengan tiga catatan kriminal serupa.
  • Hasil kejahatan digunakan untuk foya-foya dan penggunaan narkoba.
  • Tiga anggota komplotannya telah ditangkap, satu orang masih DPO.
  • AYE ditembak mati karena melawan petugas dengan senjata tajam.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap kejahatan curanmor dan perlu adanya upaya lebih intensif dari aparat penegak hukum untuk memberantas kejahatan jalanan yang meresahkan ini. Proses hukum akan terus berjalan untuk menuntaskan kasus ini hingga ke akarnya dan memastikan semua pelaku kejahatan mendapatkan ganjaran yang setimpal.