Pelindo Petikemas Tingkatkan Kontribusi Negara, Setoran 2024 Tembus Rp 1,94 Triliun
PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), sebagai subholding, menunjukkan komitmennya dalam mendukung keuangan negara dengan mencatatkan setoran kewajiban sebesar Rp 1,94 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 1,51 triliun. Kontribusi ini terdiri dari berbagai komponen, termasuk pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan konsesi.
Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra, menjelaskan bahwa setoran ini merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap regulasi pemerintah dan merupakan bentuk dukungan nyata terhadap pembangunan nasional melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Total setoran Rp 1,94 triliun ini merupakan hasil konsolidasi dari PT Pelindo Terminal Petikemas beserta seluruh entitas anak perusahaan yang berada di bawah pengelolaannya.
Rincian Kontribusi SPTP kepada Negara:
- Pajak: Kontribusi terbesar berasal dari sektor pajak dengan total Rp 1,69 triliun, meliputi:
- Pajak Penghasilan (PPh): Rp 992,27 miliar
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Rp 641,25 miliar
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): Rp 64,13 miliar
- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP): Rp 70,55 miliar
- Konsesi: Rp 175,80 miliar
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI) mencatat bahwa kinerja pendapatan negara pada tahun 2024 mencapai Rp 2.842,5 triliun, melampaui target APBN 2024 sebesar 101,4 persen, serta menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,1 persen secara year-on-year (yoy). Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa penerimaan pajak hingga 31 Desember 2024 mencapai Rp 1.932,4 triliun, atau 100,5 persen dari target, dengan pertumbuhan 3,5 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dari jenis penerimaan pajak utama, terutama yang bersifat transaksional seperti PPh 21, PPh final, dan PPh dalam negeri. Kenaikan ini dipengaruhi oleh aktivitas pembayaran gaji, Tunjangan Hari Raya (THR), dan peningkatan aktivitas ekonomi retail.
Dari sektor kepabeanan dan cukai, realisasi mencapai Rp 300,2 triliun atau 101,3 persen dari target, tumbuh 4,9 persen yoy. Kinerja ini dipengaruhi oleh aktivitas ekspor-impor dan fenomena down trading. Pertumbuhan ini juga didukung oleh relaksasi ekspor mineral dan peningkatan harga crude palm oil (CPO), yang memberikan dampak signifikan pada Bea Keluar pada semester II-2024. Sementara itu, PNBP pada 2024 mencapai Rp 579,5 triliun atau 117 persen dari target, didukung oleh kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), inovasi layanan, dan peningkatan kinerja Badan Layanan Umum (BLU). Pemerintah berharap kinerja pendapatan tahun 2024 dapat menjadi baseline untuk peningkatan di tahun 2025.