IPOMI Ajukan Permohonan Dukungan Pemerintah Jelang Angkutan Lebaran

IPOMI Ajukan Permohonan Dukungan Pemerintah Jelang Angkutan Lebaran

Menjelang periode mudik Lebaran tahun ini, Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menyampaikan sejumlah permohonan penting kepada pemerintah. Hal ini disampaikan Ketua Umum IPOMI, Kurnia Lesani Adnan, guna memastikan kelancaran operasional angkutan Lebaran dan kenyamanan penumpang. Permohonan tersebut mencakup beberapa aspek krusial yang berpotensi mengganggu kelancaran transportasi jika tidak diantisipasi dengan baik.

Salah satu poin utama yang diusung IPOMI adalah terkait ketersediaan suku cadang, khususnya ban bus. Sebagian besar ban bus yang digunakan di Indonesia masih bergantung pada impor. Oleh karena itu, IPOMI meminta pemerintah untuk menjamin kelancaran impor ban dan mencegah adanya pembatasan kuota impor. Pembatasan kuota, menurut Sani – sapaan akrab Kurnia Lesani Adnan – berpotensi meningkatkan harga ban di pasaran, yang akan berdampak langsung pada biaya operasional perusahaan otobus dan berujung pada kenaikan tarif bagi penumpang. Fluktuasi harga yang tak terkendali menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan usaha sektor transportasi bus AKAP.

Selain masalah suku cadang, IPOMI juga meminta perhatian khusus terkait kebijakan tarif tol dan prioritas jalur bagi bus selama periode arus mudik dan balik Lebaran. Kemacetan seringkali menjadi kendala utama, dan akses jalur prioritas akan sangat membantu mengurangi waktu tempuh dan meminimalisir potensi keterlambatan. Adanya tarif tol yang lebih terjangkau untuk angkutan umum juga diharapkan dapat meringankan beban operasional para pengusaha bus, sehingga dapat menjaga kestabilan harga tiket.

Lebih lanjut, Sani menjelaskan kesulitan yang sering dihadapi para operator bus AKAP setelah menurunkan penumpang di daerah tujuan. Sistem lalu lintas seperti one way dan pengaturan arus mudik lainnya seringkali menghambat perjalanan kembali para pengemudi ke kota asal. Hal ini menimbulkan inefisiensi dan potensi kerugian bagi perusahaan.

Permohonan terakhir yang diajukan IPOMI adalah terkait ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis biosolar, khususnya di daerah-daerah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Seringkali, SPBU di daerah-daerah tersebut mengalami kekosongan stok biosolar, yang memaksa para pengemudi bus untuk mengantre berjam-jam bahkan semalaman. Situasi ini tidak hanya membuang waktu berharga, tetapi juga berpotensi mengganggu jadwal perjalanan dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penumpang.

Secara keseluruhan, permohonan IPOMI ini mencerminkan kebutuhan nyata para pengusaha otobus dalam menghadapi tantangan operasional selama periode angkutan Lebaran. Dukungan pemerintah dalam hal ketersediaan suku cadang, kebijakan tarif tol, prioritas jalur, dan ketersediaan BBM akan sangat menentukan kelancaran dan kenyamanan perjalanan mudik dan balik Lebaran tahun ini.