Keluhan Gubernur Kalimantan Utara: Kesenjangan Harga dan Akses di Wilayah Perbatasan

Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang, baru-baru ini menyampaikan keluhannya mengenai kondisi wilayah perbatasan di provinsinya. Dalam pertemuan dengan Kemendagri dan Komisi II DPR RI, ia menyoroti sejumlah permasalahan krusial yang dihadapi masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut.

Provinsi Kalimantan Utara memiliki garis perbatasan sepanjang 1.038 kilometer dengan luas wilayah perbatasan mencapai 3,6 juta hektar, meliputi Kabupaten Malinau dan Nunukan, serta Kecamatan Krayan. Kondisi geografis yang menantang dan infrastruktur yang belum memadai menjadi penyebab utama berbagai kesulitan yang dihadapi warga perbatasan.

Salah satu masalah utama yang disoroti adalah mahalnya harga barang kebutuhan pokok, termasuk semen, yang sangat penting untuk pembangunan infrastruktur. Zainal mengungkapkan bahwa harga satu sak semen di Krayan mencapai Rp 900 ribu, setara dengan harga di Papua. Mahalnya harga semen ini sangat menghambat pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya di wilayah perbatasan.

Selain itu, aksesibilitas yang buruk juga menjadi kendala serius. Jarak tempuh yang seharusnya singkat menjadi sangat lama karena kondisi jalan yang rusak parah. Zainal mencontohkan, perjalanan sejauh 60 kilometer dapat memakan waktu hingga 6 jam. Bahkan, ia sendiri pernah mengalami perjalanan selama 3 hari 2 malam dari Malinau ke Krayan pada akhir 2023, dengan kondisi mobil yang harus diderek dan menginap di pinggir jalan.

Keterbatasan akses ini juga berdampak pada ketersediaan sembako bagi masyarakat. Warga terpaksa membangun jembatan darurat dari batang pohon secara swadaya agar dapat memperoleh kebutuhan pokok. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan betapa sulitnya kehidupan di wilayah perbatasan.

Dengan nada sedih, Zainal mengakui bahwa masyarakat perbatasan seringkali lebih mudah mendapatkan kebutuhan dari Malaysia. Ia merasa malu karena Indonesia sebagai negara besar masih bergantung pada negara tetangga. Dana transfer daerah dari pemerintah pusat ke Kaltara pada 2025 hanya sekitar Rp 1,5 triliun, yang dinilai belum mencukupi untuk mengatasi semua permasalahan di wilayah perbatasan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan oleh Gubernur Kaltara:

  • Mahalnya harga semen: Satu sak semen di Krayan mencapai Rp 900 ribu.
  • Aksesibilitas buruk: Perjalanan 60 km dapat memakan waktu hingga 6 jam.
  • Ketergantungan pada Malaysia: Masyarakat lebih mudah mendapatkan kebutuhan dari negara tetangga.
  • Dana transfer daerah terbatas: Hanya sekitar Rp 1,5 triliun pada 2025.

Zainal berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian lebih besar terhadap kondisi wilayah perbatasan di Kalimantan Utara. Ia juga berharap agar alokasi anggaran dapat ditingkatkan agar pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat segera terwujud. Ia menyatakan bahwa kondisi masyarakat di Kalimantan Utara sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian khusus. Peningkatan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan harus menjadi prioritas utama pemerintah pusat.