Isu Upaya Destabilisasi Internal PDI-P Mencuat: Megawati Diklaim Telah Mengetahui Sejak Lama

Mencuatnya isu mengenai upaya destabilisasi yang menyasar internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) semakin menghangat. Politisi PDI-P, Guntur Romli, mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, telah mengindikasikan adanya potensi ancaman terhadap partai berlambang banteng tersebut jauh sebelum beredarnya apa yang disebut sebagai "Dokumen Rusia".

"Pada tanggal 12 Desember 2024, Ibu Megawati Soekarnoputri pernah menyampaikan bahwa ada pihak-pihak yang berupaya mengacak-acak PDI Perjuangan," ungkap Guntur Romli, memperkuat dugaan adanya gerakan sistematis untuk melemahkan partai.

Guntur Romli meyakini bahwa kasus hukum yang menjerat Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, merupakan manifestasi dari upaya destabilisasi tersebut. Menurutnya, kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR yang menyeret nama Hasto Kristiyanto, adalah kasus lama yang sebenarnya tidak membuktikan keterlibatan yang bersangkutan.

"Kriminalisasi terhadap Sekjen PDI Perjuangan, Mas Hasto Kristiyanto, bagi kami adalah bagian dari upaya untuk mengacak-acak partai," tegas Guntur Romli.

Sebelumnya, pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menyerahkan sebuah dokumen yang disebut sebagai "Dokumen Rusia" kepada Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, Yoseph Aryo Adhi Dharmo. Dokumen tersebut diduga dititipkan oleh Hasto Kristiyanto, yang saat ini menjadi tersangka dalam kasus suap PAW Harun Masiku.

Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan bahwa terdapat setidaknya dua dokumen yang membuatnya merasa khawatir. Salah satunya adalah dokumen nomor 16 yang berkaitan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan dokumen nomor 7 yang berisi rencana pembubaran dan penghancuran PDI-P. Selain itu, terdapat juga dokumen lain yang memuat informasi mengenai berbagai kasus, termasuk kasus korupsi.

"Saya merasa sangat khawatir dengan dua dokumen tersebut. Yang lain berisi tentang korupsi dan hal-hal lainnya. Dokumen-dokumen ini bahkan dilengkapi dengan tanda tangan notaris," jelas Connie Rahakundini Bakrie.

Lebih lanjut, Connie Rahakundini Bakrie juga menyinggung adanya indikasi pengkhianatan dari pihak internal yang berpotensi merugikan PDI-P.

"Informasi mengenai bagaimana PDI-P akan dihancurkan sangat mengerikan. Terjadi penyusupan dan banyak hal-hal mengerikan lainnya," imbuhnya.

Connie Rahakundini Bakrie juga mengungkapkan bahwa "Dokumen Rusia" memuat informasi mengenai pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh para penyusup dan pengkhianat yang berniat menghancurkan PDI-P. Dalam dokumen tersebut, tertera detail mengenai lokasi, waktu, dan pihak-pihak yang terlibat dalam pertemuan tersebut.

"Ternyata semua terdeteksi. Rapat-rapat dilakukan di mana, jam berapa, siapa saja yang terlibat, termasuk tokoh-tokoh nasional, lokasi dan alamatnya, semuanya ada di dalam dokumen tersebut," jelas Connie Rahakundini Bakrie.

Connie Rahakundini Bakrie menambahkan bahwa Megawati Soekarnoputri telah mengetahui informasi mengenai upaya destabilisasi tersebut.

"Ada beberapa nama yang tertera dalam dokumen tersebut, tetapi ketika saya sampaikan kepada Ibu Megawati, beliau langsung mengatakan, 'Saya sudah tahu'," pungkas Connie Rahakundini Bakrie.

Isu ini semakin menambah kompleksitas dinamika politik internal PDI-P, terutama menjelang persiapan menghadapi berbagai agenda politik nasional di masa mendatang.