Apresiasi AS terhadap Proposal Dagang Indonesia: Airlangga Sampaikan Perkembangan Negosiasi Tarif kepada Prabowo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini melaporkan kemajuan signifikan dalam negosiasi tarif perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. Laporan ini menyusul serangkaian komunikasi intensif pasca-kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.
Dalam keterangannya kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Airlangga mengungkapkan bahwa proposal komprehensif yang diajukan Indonesia telah menerima tanggapan positif dari pihak AS. Proposal tersebut, yang disampaikan melalui surat resmi pada tanggal 7 dan 9 April, tidak hanya berfokus pada isu tarif, tetapi juga mencakup aspek non-tarif serta strategi Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
"Secara prinsip, apa yang ditawarkan Indonesia, melalui surat yang disampaikan tanggal 7 dan 9 April, mendapatkan apresiasi dari Amerika. Karena surat yang Indonesia masukkan relatif komprehensif, jadi tidak hanya bicara mengenai tarif tapi juga bicara non tarif, dan juga rencana Indonesia menyeimbangkan neraca perdagangan," ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia mengusulkan penerapan tarif resiprokal, yang bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dalam persaingan ekspor komoditas utama Indonesia dengan negara-negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh. Ia menekankan pentingnya level playing field yang adil bagi produk-produk Indonesia di pasar AS.
Selain isu tarif, Indonesia juga mendorong kerja sama teknis di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Upaya ini, menurut Airlangga, juga mendapat sambutan baik dari United States Trade Representative (USTR), kantor perwakilan dagang AS. USTR menunjukkan kesediaannya untuk melakukan perundingan lebih lanjut dengan Indonesia.
Airlangga menegaskan bahwa detail perundingan ini bersifat bilateral dan tidak akan dipublikasikan kepada masyarakat atau pihak ketiga. Ia juga menyoroti bahwa secara geopolitik, Amerika Serikat menganggap Indonesia sebagai mitra penting.
Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas dalam negosiasi:
- Tarif Resiprokal: Indonesia mengusulkan penerapan tarif yang setara dengan negara pesaing.
- Aspek Non-Tarif: Proposal Indonesia tidak hanya berfokus pada tarif, tetapi juga mencakup hambatan non-tarif.
- Keseimbangan Neraca Perdagangan: Indonesia memiliki rencana untuk menyeimbangkan neraca perdagangannya dengan AS.
- Kerja Sama Teknis: Indonesia mendorong kerja sama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
- Apresiasi USTR: Kantor Perwakilan Dagang AS memberikan apresiasi terhadap proposal Indonesia dan bersedia berunding lebih lanjut.
Negosiasi ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan. Apresiasi dari AS terhadap proposal Indonesia menjadi sinyal positif bagi kelanjutan kerja sama ekonomi antara kedua negara di masa depan.