Upaya Pemulangan Prasasti Sangguran: Warisan Mataram Kuno dari Skotlandia
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang berupaya untuk memulangkan Prasasti Sangguran, sebuah artefak bersejarah dari Kerajaan Mataram Kuno, yang saat ini berada di Skotlandia. Prasasti yang juga dikenal sebagai "Minto Stone" ini terletak di Desa Minto, Roxburghshire. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyatakan bahwa komunikasi intensif telah dilakukan dengan pihak keluarga Minto, pemilik lahan tempat prasasti itu berada. Kabar baiknya, keluarga Minto menyambut baik inisiatif pemulangan benda bersejarah ini.
Prasasti Sangguran ditemukan di Ngandat, yang kini dikenal sebagai Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Artefak ini diperkirakan berasal dari tahun 928 Masehi, periode menjelang perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Prasasti ini memuat informasi penting tentang Raja Dyah Wawa, penguasa terakhir Mataram Kuno sebelum era Medang. Secara fisik, Prasasti Sangguran memiliki dimensi tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, dan tebal 32 sentimeter, dengan berat sekitar 3,5 ton. Inskripsi tertulis menghiasi bagian depan (38 baris), belakang (45 baris), dan sisi kiri (15 baris) prasasti.
Perjalanan Prasasti Sangguran ke Skotlandia dimulai pada masa pendudukan Inggris di Indonesia (1811-1816). Kolonel Colin Mackenzie memberikan prasasti ini kepada Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu. Pada tahun 1812, Raffles kemudian menghadiahkan prasasti tersebut kepada Gilbert Elliot Murray Kynynmound, Lord Minto, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di India. Setahun kemudian, pada tahun 1813, Prasasti Sangguran dibawa dari Surabaya ke Kolkata, India, menggunakan kapal EIC milik Inggris. Setelah itu, prasasti ini ditempatkan di kediaman keluarga Lord Minto di Skotlandia, di mana ia berada hingga saat ini.
Upaya pemulangan Prasasti Sangguran menjadi simbol penting pelestarian warisan budaya dan sejarah Indonesia. Keberhasilan repatriasi artefak ini akan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Timur, dan menjadi sarana edukasi mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno.