Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mei 2025: Menuju Pemilihan Ketua Umum Sistem One Man One Vote
Kongres PSI Mei 2025: Menuju Era Baru Kepemimpinan dengan Sistem Pemilihan Langsung
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bersiap menggelar Kongres pada akhir Mei 2025, yang akan menjadi tonggak sejarah bagi partai tersebut. Agenda utama Kongres ini adalah pemilihan Ketua Umum dengan sistem yang revolusioner: one man one vote. Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, dalam keterangannya pada Jumat (7/3/2025), menegaskan komitmen partai untuk menerapkan sistem pemilihan langsung ini, menandai babak baru dalam demokrasi internal PSI. Keputusan ini, menurut Andy, sejalan dengan konsep “partai Super Tbk” yang digagas Presiden Joko Widodo, menekankan partisipasi aktif seluruh anggota dalam menentukan kepemimpinan partai.
Sistem pemilihan one man one vote ini akan diimplementasikan melalui proses e-voting, memungkinkan seluruh anggota PSI untuk berpartisipasi secara langsung dan transparan dalam menentukan Ketua Umum berikutnya. Langkah ini, diyakini Andy, akan meningkatkan akuntabilitas dan representasi suara anggota, serta memperkuat basis demokrasi internal partai. PSI mengambil inspirasi dari sejumlah partai di luar negeri yang telah sukses menerapkan sistem serupa, antara lain Podemos (Spanyol), Five Star Movement (Italia), dan Partai Buruh (Inggris). Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk mengikuti tren global dalam modernisasi sistem kepartaian, terutama di partai-partai yang didirikan oleh kalangan muda.
Proses pemilihan Ketua Umum akan diawali dengan dibukanya pendaftaran bagi seluruh kader PSI yang berminat. Meskipun Andy belum dapat mengungkapkan nama-nama calon yang potensial, ia menegaskan bahwa Ketua Umum saat ini, Kaesang Pangarep, juga berpeluang untuk kembali mencalonkan diri. "Kita akan membuka pendaftaran dulu kepada seluruh anggota kader untuk mendaftarkan diri sebagai ketua umum nanti ikut dalam pemilihan di Kongres bulan Mei," ujar Andy. Terkait peran Presiden Joko Widodo dalam PSI, Andy meminta publik untuk menunggu hasil Kongres dan berdoa untuk kelancarannya.
Perubahan sistem pemilihan ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi internal PSI, sekaligus memperkuat posisi partai dalam peta politik nasional. Kongres mendatang bukan hanya sekadar pergantian kepemimpinan, melainkan juga momentum transformasi untuk meningkatkan partisipasi anggota dan memperkuat basis demokrasi internal. Sistem yang lebih transparan dan inklusif ini diyakini akan mendorong keterlibatan yang lebih besar dari anggota partai dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap PSI. Kongres ini akan menjadi titik balik bagi PSI, menandai langkah maju menuju era baru kepemimpinan yang lebih representatif dan responsif terhadap aspirasi anggotanya.
Proses Pemilihan Ketua Umum:
- Pendaftaran calon ketua umum dibuka untuk seluruh kader PSI.
- Pemilihan akan dilakukan melalui sistem e-voting.
- Seluruh anggota PSI berhak untuk memberikan satu suara (one man one vote).
- Hasil pemilihan akan diumumkan setelah Kongres.