Maraknya Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, DPR Minta Investigasi Mendalam
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi IX mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terkait serangkaian kasus keracunan yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Desakan ini muncul menyusul laporan mengenai ratusan siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program tersebut.
Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, menyoroti adanya kejanggalan dalam kasus-kasus keracunan yang terjadi. Ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa kejadian, tidak semua siswa yang mengonsumsi menu MBG mengalami gejala keracunan seperti sakit perut atau muntah. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab pasti keracunan dan perlunya investigasi yang lebih mendalam.
"Dari beberapa kejadian yang saya pantau, dari pendistribusian di satu sekolah, rata-rata tidak semua jadi korban keracunan makanan. Misalnya, dari satu sekolah yang jumlah siswanya kurang lebih 200-250 orang, yang mengalami masalah sekitar 10 sampai 20 persen," ujar Irma.
Irma menambahkan, jika penyebabnya adalah keracunan makanan, seharusnya semua anak yang mengonsumsi makanan tersebut mengalami gejala serupa. Oleh karena itu, ia mendesak BGN untuk segera melakukan investigasi guna mengetahui penyebab pasti keracunan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Selain itu, Irma juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap proses pendistribusian menu MBG. Ia meminta BGN untuk berkoordinasi dengan pihak penyedia makanan, seperti catering, yayasan, dan perwakilan BGN, guna memastikan kualitas dan keamanan makanan yang didistribusikan.
Ratusan Siswa Menjadi Korban
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kasus keracunan MBG telah dilaporkan di berbagai daerah. Beberapa kasus yang mencuat antara lain:
- Kasus keracunan yang menimpa 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur bahkan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat kejadian tersebut.
- 13 siswa SDN 33 Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara, mengalami gejala muntah dan sakit perut setelah mengonsumsi menu MBG ayam tepung yang diduga basi.
- 60 siswa SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah, mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG.
- 29 siswa SD Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur, mengalami keracunan.
- 40 siswa SDN Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi menu MBG.
- 40 siswa SDN 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG.
Berdasarkan data dari kasus-kasus tersebut, setidaknya 260 siswa telah menjadi korban keracunan MBG. Mayoritas korban mengeluhkan gejala mual, diare, dan sakit perut. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan dan kualitas makanan yang disediakan dalam program MBG.
Menanggapi hal ini, DPR mendesak BGN untuk segera mengambil tindakan tegas dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG. Evaluasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi penyebab keracunan dan memberikan rekomendasi perbaikan guna mencegah kasus serupa terulang di masa depan.
Investigasi dan evaluasi yang komprehensif diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab keracunan, serta memberikan rekomendasi perbaikan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan dalam program MBG. Dengan demikian, program MBG dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa di seluruh Indonesia.