Generasi Muda Melek Pertanian: Kelompok Tani Parikesit Gandeng Siswa SD dalam Budidaya Padi Organik
Menanamkan Cinta Pertanian Sejak Usia Dini di Ciamis
Di tengah kekhawatiran akan krisis tenaga kerja di sektor pertanian, Kelompok Tani Parikesit di Dusun Kubangsari, Desa Banyusari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, mengambil langkah proaktif. Mereka menggandeng siswa sekolah dasar untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap pertanian sejak dini. Inisiatif ini melibatkan para siswa secara langsung dalam seluruh proses budidaya padi organik, mulai dari penanaman hingga panen.
"Kami mengenalkan pertanian sejak dini karena saat ini kita menghadapi krisis tenaga kerja di bidang ini. Dengan menanamkan kecintaan pada pertanian sejak awal, kami berharap generasi muda akan tertarik dan terlibat dalam sektor ini," ujar Sohidin, salah satu anggota Kelompok Tani Parikesit, saat ditemui di sela-sela kegiatan panen raya padi organik.
Keterlibatan Aktif Siswa dalam Proses Pertanian
Sebanyak 40 siswa dari tiga sekolah dasar di dusun tersebut diajak langsung ke sawah untuk berpartisipasi dalam kegiatan pertanian. Mereka berasal dari SD 1 Bangunsari, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Ciamis, dan MTs Kubangsari. Selama dua musim tanam terakhir, Kelompok Tani Parikesit secara rutin melibatkan para siswa dalam proses penanaman padi.
"Anak-anak sangat antusias dan senang bermain di lumpur. Orang tua juga mendukung kegiatan ini, karena mereka ingin anak-anak mereka tahu dan bisa menanam padi," tambah Sohidin.
Saat ini, pengenalan kepada anak-anak difokuskan pada cara menanam padi organik. Metode ini dipilih karena dianggap lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
"Saat pemupukan padi organik, kita tidak perlu menggunakan masker, sehingga lebih aman bagi anak-anak," jelasnya.
Sinergi dengan Kurikulum Merdeka dan Dukungan Sekolah
Inisiatif mengenalkan pertanian kepada anak-anak ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman. Pihak sekolah pun menyambut baik kegiatan ini dan merasa terbantu dengan adanya kerjasama dengan Kelompok Tani Parikesit.
"Pihak sekolah sebelumnya merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan menanam karena keterbatasan lahan. Dengan tawaran dari kelompok tani, mereka tidak perlu repot menggarap lahan atau menyemai bibit. Sekolah sangat berterima kasih atas dukungan ini," ungkap Sohidin.
Rencana Pengembangan Metode Penyemaian di Sekolah
Ke depan, Kelompok Tani Parikesit berencana mengembangkan metode penyemaian bibit di sekolah menggunakan baki. Dengan demikian, siswa dapat terlibat langsung dalam proses penyemaian bibit di lingkungan sekolah. Saat musim tanam tiba, hasil semaian tersebut akan dibawa ke sawah dan ditanam oleh para siswa.
"Nanti bibit yang sudah disemai akan ditanam sendiri oleh mereka di sawah," ujar Sohidin.
Sebelum terjun ke sawah, para siswa diberikan edukasi tentang cara menanam padi yang benar.
"Misalnya, mereka diajarkan agar tidak menanam terlalu dalam dan tidak menaruh terlalu banyak benih di satu lubang," jelas Sohidin.
Komitmen pada Pertanian Organik Sejak 2006
Kelompok Tani Parikesit telah berkomitmen pada pertanian organik sejak tahun 2006. Pada saat itu, tiga orang anggotanya belajar tentang budidaya padi organik di daerah Lakbok, Ciamis.
"Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2018, kami mulai terorganisir dengan adanya Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan membentuk unit usaha pertanian organik," kata Sohidin.
Pada awalnya, sebanyak 11 orang anggota menggarap lahan seluas sekitar 5 hektar. Pada tahun 2021, kelompok tani ini berhasil mendapatkan sertifikasi pertanian organik untuk lahan seluas 24 hektar dari Inofice, dengan fasilitasi dari dinas provinsi.
Dukungan Bank Indonesia untuk Pengembangan Pertanian Organik
Pada tahun 2022, Kelompok Tani Parikesit mendapatkan tawaran bantuan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya untuk membangun rumah pengolahan mikroorganisme lokal (MOL).
"Pada tahun 2022, kami mendapatkan bantuan berupa rumah MOL, rumah produksi untuk pupuk cair, serta bangunan dan alat untuk memproduksi mikro organisme lokal. Selain itu, kami juga mendapatkan pendampingan budidaya dan digital farming. Pada tahun 2023, kami mendapatkan bantuan satu unit Rice Milling Unit (RMU), beserta bangunan dan mesinnya. Pada tahun 2024, kami mendapatkan bantuan mesin poleser untuk mengubah beras menjadi lebih bening dan menarik," pungkas Sohidin.