Tragedi di Kosambi: Balita Tewas dalam Kebakaran Kontrakan, Aroma Gosong Masih Menyengat

Suasana duka menyelimuti Kampung Kresek, Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, pasca-insiden kebakaran yang merenggut nyawa seorang balita berusia empat tahun. Aroma gosong masih tercium kuat di sekitar lokasi kejadian, sebuah kontrakan sederhana berukuran 5x3 meter yang kini dipasangi garis polisi sebagai tanda larangan melintas.

Kontrakan tersebut juga diamankan dengan rantai dan gembok oleh pemiliknya. Area teras, yang hanya berupa hamparan pasir seluas sekitar 3x0,5 meter, tampak kosong tanpa barang-barang apapun. Tim Identifikasi Forensik (Inafis) Polda Metro Jaya, didampingi oleh petugas dari Polres Metro Tangerang Kota, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengumpulkan bukti-bukti terkait insiden tragis ini.

Menurut keterangan Khoirul, seorang warga setempat, peristiwa nahas ini pertama kali diketahui oleh ibu korban yang datang ke kontrakan. Khoirul, yang saat itu sedang membantu tukang bangunan di sebuah musala yang berjarak sekitar lima meter dari kontrakan, menemukan sebuah kunci dan menyerahkannya kepada ibu korban yang telah lama menunggu di depan pintu.

"Dia bilang, 'Iya, ini kunci saya.' Setelah saya kasih, dia langsung buka (pintu kontrakan)," ujar Khoirul kepada wartawan. Begitu pintu terbuka, ibu korban langsung histeris mendapati kontrakan tersebut dipenuhi asap tebal. Di dalam, ia menemukan tubuh mungil anaknya tergeletak di atas kasur milik HB (38), penghuni kontrakan, dalam kondisi mengenaskan akibat terbakar.

"Pas dibuka pintunya, asap semua, asap putih. Pas lihat ke dalam, ternyata ada anak kecil lagi tiduran dan terbakar. Parah, tapi masih kelihatan wujud tubuhnya. Kalau wajahnya sudah gosong," ungkap Khoirul dengan nada pilu.

Khoirul menambahkan bahwa selama kejadian, tidak terdengar suara teriakan dari dalam kontrakan. Ia juga mengaku tidak terlalu mengenal HB, penghuni kontrakan, karena yang bersangkutan baru beberapa waktu lalu pindah ke wilayah tersebut. "Saya enggak tahu, yang tahu itu yang punya kontrakan. Tapi memang kalau siang, kontrakan itu sepi," jelasnya.

Suwandi (42), paman korban, mengaku belum mengetahui pasti mengapa keponakannya bisa berada di kontrakan tersebut. "Sejauh ini dia (korban) pernah main ke situ dua kali. Tapi biasanya dia mainnya di rumah saja, belum sekolah," kata Suwandi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari keluarga, HB dikenal sebagai orang yang baik terhadap korban. Namun, Suwandi belum bisa memastikan penyebab kematian tragis keponakannya. "Saya belum ngerti memastikan dibunuh atau bagaimana, tapi tahunya bekas kebakaran. Saya berharap pelaku dihukum setimpal dengan apa yang dialami keponakan saya," tuturnya dengan nada sedih.

Saat ini, kasus kebakaran yang menewaskan balita tersebut tengah dalam penanganan pihak kepolisian. Penyelidikan mendalam terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran dan motif di balik kejadian tragis ini.