Oknum Pelatih Futsal di Surabaya Diduga Lakukan Kekerasan Terhadap Anak Didik Usai Selebrasi

Insiden Kekerasan dalam Dunia Futsal Surabaya: Polisi Turun Tangan

Kota Surabaya digegerkan dengan dugaan tindak kekerasan yang melibatkan seorang pelatih futsal dan anak didiknya. Insiden ini terjadi seusai pertandingan futsal di mana tim yang dilatih korban melakukan selebrasi kemenangan. Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya telah menerima laporan dan tengah melakukan penyelidikan intensif terkait kasus ini.

AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polrestabes Surabaya, mengkonfirmasi bahwa laporan terkait dugaan kekerasan tersebut telah diterima pada Minggu malam, 28 April 2024, sekitar pukul 22.30 WIB. Korban, yang diketahui masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD), didampingi oleh orang tuanya melaporkan kejadian tersebut ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya. Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/389/IV/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.

"Kasus dugaan kekerasan terhadap anak ini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut," ujar AKP Rina kepada awak media, Senin (29/4/2024).

Bambang Sri Mahendra, ayah korban, membenarkan bahwa dirinya telah melaporkan BAZ (33), yang diduga sebagai pelaku kekerasan. Bambang menjelaskan bahwa tindakan BAZ menyebabkan anaknya, BAI (11), mengalami luka-luka. Laporan tersebut didasarkan pada Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur tentang tindak kekerasan terhadap anak.

"Kami menggunakan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak sebagai dasar laporan kami kepada penyidik," tegas Bambang.

Saat ini, Bambang sedang mendampingi putranya di Polrestabes Surabaya untuk memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. Selain korban, beberapa saksi yang berada di lokasi kejadian juga turut dimintai keterangan untuk memperjelas kronologi peristiwa.

"Saya diperiksa sebagai saksi pelapor, karena saya orang tua korban. Anak saya yang mengantar di lokasi kejadian juga diperiksa, termasuk adik korban, jadi total tiga orang," jelas Bambang.

Kasus ini mencuat setelah beredarnya video yang memperlihatkan sekelompok anak berseragam hijau merayakan kemenangan di dekat tenda biru. Dalam video tersebut, seorang pria berpakaian kemeja dan bertopi hitam tiba-tiba berlari ke arah anak-anak tersebut dan membanting salah seorang dari mereka hingga terjatuh. Pria tersebut juga terlihat menunjuk-nunjuk anak yang sudah tergeletak di tanah. Insiden ini kemudian memicu keributan kecil dan mengundang perhatian dari wasit dan sejumlah orang di sekitar lapangan.

Menurut informasi yang dihimpun, pertandingan futsal tersebut berjalan dengan normal tanpa adanya indikasi permainan kasar dari kedua tim. Namun, insiden kekerasan tersebut terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan banyak pihak. Akibat kejadian ini, korban diduga mengalami keretakan pada tulang ekornya. Kasus ini menjadi perhatian serius dan diharapkan dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.