Intan Langka Ungkap Reservoir Air Tersembunyi di Kedalaman Mantel Bumi
Misteri Air di Kedalaman Bumi Terkuak Melalui Berlian Chthonic
Jauh di kedalaman bumi, sebuah proses misterius berlangsung, jauh dari jangkauan teknologi manusia. Sesekali, bumi memberikan petunjuk tentang rahasia intinya melalui berlian chthonic, yang terperangkap dalam mineral langka. Fragmen-fragmen kecil ini menyimpan informasi berharga tentang interior planet kita.
Sebuah berlian yang ditemukan di tambang berlian di Botswana, mengandung mineral seperti ringwoodite, ferropericlase, dan enstatite, yang mengindikasikan bahwa berlian tersebut terbentuk sekitar 660 kilometer di bawah permukaan bumi. Kedalaman ini berada di zona transisi antara mantel atas dan mantel bawah.
Kandungan Air Melimpah di Zona Transisi
Para ilmuwan meyakini bahwa lingkungan di mana berlian ini terbentuk kaya akan air. Hal ini menunjukkan bahwa zona transisi, wilayah antara mantel atas dan bawah bumi, mungkin menyimpan reservoir air yang signifikan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang siklus air dalam bumi dan dampaknya terhadap aktivitas geologi.
"Keberadaan ringwoodite bersama dengan fase hidrous mengindikasikan lingkungan yang kaya air pada kedalaman tersebut," jelas tim peneliti yang dipimpin oleh Tingting Gu dari Gemological Institute of New York dan Purdue University.
Siklus Air Dalam dan Implikasinya
Permukaan bumi didominasi oleh lautan, namun jumlah air ini relatif kecil dibandingkan dengan volume planet secara keseluruhan. Air juga dapat masuk ke interior bumi melalui zona subduksi, di mana lempeng tektonik tergelincir di bawah lempeng lainnya. Air ini kemudian dapat kembali ke permukaan melalui aktivitas vulkanik, membentuk siklus air dalam.
Memahami siklus air dalam sangat penting untuk memahami aktivitas geologi bumi. Kehadiran air dapat memengaruhi letusan gunung berapi dan aktivitas seismik. Karena kita tidak dapat mengakses langsung kedalaman bumi, kita harus bergantung pada bukti tidak langsung seperti berlian untuk mempelajari wilayah ini.
Analisis Inklusi Mineral dalam Berlian
Tim peneliti menganalisis inklusi mineral dalam berlian menggunakan spektroskopi mikro-Raman dan difraksi sinar-X. Mereka menemukan kumpulan ringwoodite yang bersentuhan dengan ferropericlase dan enstatite. Kehadiran mineral-mineral ini menunjukkan bahwa berlian terbentuk pada kedalaman tertentu sebelum bergerak ke atas menuju permukaan.
Ringwoodite yang ditemukan bersifat hidrous, yang berarti terbentuk di hadapan air. Mineral lain seperti brucite juga ditemukan dalam berlian dan bersifat hidrous. Temuan ini semakin memperkuat bukti bahwa lingkungan tempat berlian terbentuk kaya akan air.
Implikasi Penemuan
Penemuan ini memberikan bukti lebih lanjut tentang keberadaan air di zona transisi mantel bumi. Meskipun bukti sebelumnya telah menunjukkan hal ini, berlian ini memberikan bukti yang lebih kuat dan menunjukkan bahwa zona transisi mungkin lebih terhidrasi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Meskipun pembentukan berlian mantel atas sering dikaitkan dengan keberadaan cairan, berlian super dalam dengan kumpulan mineral retrogresed yang serupa jarang diamati disertai dengan mineral hidrous," tulis para peneliti dalam publikasi mereka.
"Meskipun pengayaan H2O lokal diperkirakan ada di zona transisi mantel berdasarkan temuan ringwoodite sebelumnya, ringwoodite dengan fase hidrous, dilaporkan di sini, menunjukkan zona transisi yang lebih terhidrasi secara luas ke bawah dan melintasi diskontinuitas 660 kilometer," jelas peneliti.
Penelitian ini dapat membantu kita memahami lebih baik siklus air di bumi dan dampaknya terhadap aktivitas geologi. Ini juga menunjukkan bahwa bumi mungkin menyimpan lebih banyak air daripada yang kita duga sebelumnya.