Waspada! Ratusan Warga Bengkulu Terinfeksi Tuberkulosis: Gejala dan Pencegahan Perlu Diketahui
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mengumumkan bahwa sebanyak 280 warga telah terinfeksi Tuberkulosis (TBC) sejak awal Januari hingga pertengahan April tahun ini. Tingginya angka penularan dan tingkat kesembuhan yang masih rendah menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah dalam upaya menanggulangi penyakit menular ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, menekankan pentingnya kedisiplinan dalam pengobatan TBC, yang membutuhkan waktu minimal enam bulan. Pasien yang tidak patuh dalam mengonsumsi obat dapat memperburuk kondisi mereka dan meningkatkan risiko penularan kepada orang lain, terutama anggota keluarga.
Gejala Tuberkulosis yang Perlu Diwaspadai
Tuberkulosis seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, beberapa gejala berikut perlu diwaspadai:
- Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu
- Batuk berdahak atau disertai darah
- Demam yang tidak kunjung sembuh
- Keringat berlebihan di malam hari
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Kelelahan yang ekstrem
- Nyeri dada atau sesak napas
Gejala-gejala ini dapat bervariasi tergantung pada organ tubuh yang terinfeksi. TBC paru-paru umumnya ditandai dengan batuk kronis dan nyeri dada, sementara TBC di luar paru-paru (ekstrapulmoner) dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, atau kelenjar getah bening.
Langkah-Langkah Pencegahan Tuberkulosis
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi penularan dan meningkatkan angka kesembuhan TBC:
- Terapi Pencegahan TBC (TPT): Individu dengan infeksi TBC laten (LTBI) yang berisiko tinggi untuk berkembang menjadi TBC aktif, seperti kontak erat dengan pasien TBC aktif atau penderita HIV, disarankan untuk menjalani TPT. Terapi ini melibatkan penggunaan obat-obatan seperti isoniazid dan rifampisin untuk mencegah perkembangan TBC aktif.
- Vaksinasi BCG: Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) efektif dalam mencegah bentuk TBC yang parah pada anak-anak, seperti TBC meningeal dan TBC milier. Meskipun tidak sepenuhnya efektif dalam mencegah TBC paru pada orang dewasa, vaksin ini tetap menjadi bagian penting dari strategi pencegahan di negara-negara dengan beban TBC yang tinggi.
- Deteksi dan Pengobatan Dini: Skrining dan pengujian laboratorium, seperti tes tuberkulin atau tes darah, sangat penting untuk mengidentifikasi individu dengan LTBI atau TBC aktif. Pengobatan yang tepat dan tepat waktu dapat mencegah perkembangan penyakit dan penularan lebih lanjut.
- Kebersihan Pernapasan dan Pengendalian Infeksi: Individu dengan TBC aktif harus menerapkan etika batuk yang baik, seperti menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan masker medis untuk mencegah penyebaran kuman.
- Peningkatan Gaya Hidup Sehat: Menjaga pola makan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menghindari faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu tubuh melawan infeksi TBC.
Masyarakat Kota Bengkulu diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala TBC. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini dan meningkatkan peluang kesembuhan.