Kisah Haru di Tanjung Priok: Polres Ulurkan Tangan Bagi Keluarga Terlantar Asal Depok

Kisah mengharukan terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ketika sebuah keluarga asal Citayam, Depok, mengalami nasib kurang beruntung akibat kesalahan informasi jadwal keberangkatan kapal. Polres Pelabuhan Tanjung Priok, dengan sigap dan penuh kepedulian, memberikan bantuan untuk memulangkan keluarga tersebut ke kediaman mereka.

Kejadian bermula ketika Ibu Ani dan enam anggota keluarganya tiba di pelabuhan dengan harapan untuk segera berlayar menuju Batam menggunakan KM Kelud. Namun, sesampainya di sana, mereka mendapati kenyataan pahit bahwa kapal yang mereka tuju baru akan tiba beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 2 Mei 2025. Keluarga ini, yang terdiri dari lansia, ibu muda, remaja, anak-anak, hingga bayi, terpaksa terlantar di area pelabuhan karena keterbatasan biaya untuk kembali ke Depok.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah Tobing, menjelaskan bahwa pihaknya menemukan keluarga tersebut dalam kondisi memprihatinkan saat melakukan patroli rutin di sekitar dermaga. Melihat kondisi keluarga yang kebingungan dan kelelahan, terutama karena membawa bayi, anggota kepolisian segera mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan. "Keluarga Ibu Ani ingin pulang ke rumah mereka, namun tidak memiliki biaya transportasi. Melihat kondisi itu, anggota kami langsung berinisiatif memanggilkan taksi online," ujar AKBP Martuasah.

Lebih lanjut, AKBP Martuasah mengungkapkan bahwa keluarga Ani awalnya berencana untuk bertahan di pelabuhan hingga tanggal keberangkatan kapal karena keterbatasan dana. Namun, kondisi tersebut tentu sangat tidak ideal, terutama bagi anak-anak dan bayi yang membutuhkan tempat istirahat yang layak. Kepolisian merasa terpanggil untuk membantu meringankan beban keluarga ini.

Setelah memanggilkan taksi online, anggota Polres Pelabuhan Tanjung Priok memastikan keluarga Ani sampai dengan selamat di kediaman mereka di Depok. AKBP Martuasah menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihaknya merupakan bagian dari tugas kemanusiaan. Ia berharap bantuan kecil tersebut dapat memberikan manfaat dan meringankan beban keluarga Ani.

Diketahui bahwa keluarga Ani berangkat ke Pelabuhan Tanjung Priok tanpa memiliki tiket kapal. Mereka dijanjikan oleh seseorang untuk dibiayai perjalanan ke Batam menggunakan KM Kelud. Namun, sesampainya di pelabuhan, mereka baru mengetahui bahwa kapal tersebut belum tiba.

Keluarga Ani terdiri dari tujuh orang, termasuk seorang perempuan lansia berusia 60 tahun, seorang ibu berusia 30 tahun, seorang remaja berusia 15 tahun, seorang anak berusia 5 tahun, dan dua bayi laki-laki berumur 1,3 tahun dan 4 bulan. Mereka ditemukan oleh tim patroli Polres Pelabuhan Tanjung Priok sekitar pukul 21.00 WIB saat menyisir area teras dermaga.

Saat ditemukan, kondisi perbekalan keluarga Ani sudah menipis karena keterbatasan uang. Tim patroli yang dipimpin oleh Perwira Pengawas Iptu Sumarjono segera memberikan bantuan dan berkoordinasi untuk memulangkan keluarga tersebut ke Depok.

Kisah ini menjadi contoh nyata bagaimana kepolisian hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Tindakan cepat dan responsif dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok patut diapresiasi karena telah membantu meringankan beban sebuah keluarga yang sedang mengalami kesulitan.