Anak Muda Semarang Jadikan Emas Sebagai Pelindung Nilai di Tengah Gejolak Ekonomi
Fenomena investasi emas kini semakin menjangkau kalangan muda, khususnya di Kota Semarang. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, generasi muda di kota ini semakin menyadari pentingnya diversifikasi investasi untuk melindungi nilai aset mereka. Emas, sebagai aset safe haven, menjadi pilihan menarik di samping instrumen investasi lain seperti reksa dana dan saham.
Dewi Kusuma, seorang karyawan swasta berusia 23 tahun, berbagi pengalamannya dalam mengelola keuangan. Ia telah memulai investasi sejak SMA dan meyakini bahwa investasi adalah kunci untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. "Dalam kondisi ekonomi seperti ini, kita harus waspada dan sadar akan kondisi keuangan. Menabung dan berinvestasi adalah pilihan yang bijak," ujarnya.
Dewi saat ini berfokus pada reksa dana, namun ia mulai tertarik untuk berinvestasi pada emas batangan. Kenaikan harga emas menjadi salah satu faktor pendorong keputusannya. "Saya merasa sedikit FOMO karena melihat kondisi Indonesia yang kurang stabil dan nilai tukar dollar yang terus meningkat. Emas menjadi pilihan yang menarik untuk menjaga nilai aset," jelasnya.
Ulfa, seorang karyawan swasta berusia 25 tahun, juga memiliki pandangan serupa. Ia berencana untuk mengalihkan sebagian dananya ke investasi emas batangan sebagai upaya melindungi diri dari inflasi. "Saya khawatir jika uang tidak segera diinvestasikan, nilainya akan terus tergerus inflasi. Kenaikan nilai dollar juga membuat Rupiah semakin melemah. Investasi emas menjadi solusi untuk mengatasi kekhawatiran ini," ungkap Ulfa.
Pentingnya investasi bagi anak muda juga ditekankan oleh Ulfa. Ia meyakini bahwa investasi adalah langkah penting untuk mencegah inflasi dan menciptakan keamanan finansial di masa depan. "Sebaiknya sebagian uang yang kita miliki diinvestasikan. Dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Investasi akan melindungi kita dari pengeluaran konsumtif yang tidak terkontrol," jelasnya.
Prof. Nugroho Sumarjiyanto Banadictus Maria, seorang pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip), menyoroti meningkatnya kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi yang tidak pasti. "Tidak heran jika banyak orang berbondong-bondong membeli emas dalam beberapa waktu terakhir," ujarnya.
Prof. Nugroho menjelaskan bahwa emas batangan merupakan aset investasi yang aman dan likuid. "Emas sangat mudah dicairkan. Jika pemiliknya membutuhkan uang, emas dapat segera diuangkan," tambahnya.
Namun, Prof. Nugroho mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan kondisi keuangan mereka di tengah situasi ekonomi yang kurang menguntungkan. Ia menjelaskan bahwa beberapa faktor eksternal dan internal mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Faktor eksternal meliputi kebijakan ekonomi global, sementara faktor internal meliputi komunikasi kebijakan yang kurang baik dan kebijakan ekonomi yang kurang tepat.
"Pemerintah perlu memperbaiki komunikasi dan konsistensi kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menciptakan iklim investasi yang kondusif," pungkas Prof. Nugroho.