Wamendag Dorong Ekspor Kain Tenun Riau: Kunjungan ke Rumah Tenun Wan Fitri Buktikan Komitmen Pemerintah

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru, Riau, dengan fokus utama pada potensi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, khususnya industri kain tenun. Kunjungan ini menjadi sinyal kuat dukungan pemerintah terhadap pelestarian warisan budaya sekaligus peningkatan daya saing produk lokal di pasar global.

Agenda utama kunjungan Wamendag adalah menyambangi Rumah Tenun Wan Fitri, sebuah pusat produksi kain tenun khas Melayu Riau yang terletak di Kecamatan Payung Sekaki. Di tempat ini, Dyah berkesempatan melihat langsung proses pembuatan kain tenun secara tradisional oleh para pengrajin wanita. Ia pun tak segan mencoba langsung alat tenun tradisional dengan bimbingan para ahli tenun setempat.

Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau berbagai produk kain tenun yang dipamerkan di lantai dua Rumah Tenun Wan Fitri. Berbagai motif tradisional seperti pucuk rebung dan daun paku tampak menghiasi ruangan, menunjukkan kekayaan budaya Melayu Riau. Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Dyah menekankan komitmen Kementerian Perdagangan untuk memberikan pendampingan dan dukungan kepada UMKM yang berorientasi ekspor.

"Kementerian Perdagangan memiliki fokus yang jelas pada orientasi ekspor. Kami siap membantu UMKM yang telah siap untuk melakukan ekspor, termasuk mengoordinasikan mereka dengan target pasar yang memiliki potensi pembeli," ujar Dyah kepada awak media.

Wamendag juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas kain tenun Riau. Ia berharap kain tenun khas Melayu Riau dapat segera diperkenalkan ke pasar internasional dan bersaing dengan produk serupa dari negara lain.

Selain meninjau produk kain tenun, Wamendag Dyah juga menemukan berbagai produk UMKM lain di Rumah Tenun Wan Fitri, termasuk makanan dan minuman. Ia berkomitmen untuk terus mempromosikan produk-produk lokal agar semakin dikenal oleh masyarakat luas dan para pelaku UMKM dapat saling mendukung.

"Pemerintah hadir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap para pelaku UMKM dapat proaktif dalam memanfaatkan berbagai program dan bantuan yang tersedia dari BI, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten dan kota," tegasnya.

Salah seorang pengrajin tenun, Sa'diah, menjelaskan bahwa proses pembuatan kain tenun membutuhkan waktu sekitar 4-5 hari, tergantung pada kompleksitas motif. Ia telah menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2017 dan memproduksi berbagai produk seperti kain, baju, tanjak, dan selendang sesuai pesanan.

"Semua produk kami dibuat secara manual, meskipun ada tantangan tersendiri dalam prosesnya. Motif yang kami buat antara lain pucuk rebung, pucuk pakis, dan bunga manggis. Pembeli kami berasal dari berbagai kalangan, dan ada juga toko yang menjual produk kami, serta ada juga yang dikerjakan di rumah," jelas Sa'diah.

Kunjungan Wamendag ke Rumah Tenun Wan Fitri diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung produk lokal dan memperluas peluang ekspor bagi pelaku UMKM di Riau. Dukungan pemerintah, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan inovasi dari para pengrajin diharapkan dapat membawa industri kain tenun Riau ke kancah internasional.