Penurunan Pendapatan Industri Film Bollywood: Antara Patriotisme dan Preferensi Platform Digital

Gelombang kekecewaan melanda industri film Bollywood setelah rilis film bertema patriotisme yang berlatar belakang insiden di Pahalgam. Alih-alih meraih sukses besar di box office, film ini justru gagal mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan.

Alih-alih memadati bioskop, masyarakat kini lebih memilih menikmati hiburan melalui platform media sosial dan layanan OTT (Over-The-Top) yang dianggap lebih praktis dan ekonomis. Dengan sekali klik, penonton dapat mengakses berbagai pilihan film tanpa harus keluar rumah dan mengeluarkan biaya tambahan.

Fenomena ini menunjukkan perubahan signifikan dalam perilaku konsumen hiburan. Bahkan, film-film yang mendapat ulasan positif dari mulut ke mulut pun tidak mampu menarik banyak penonton ke bioskop. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat bahwa film-film tersebut akan segera tersedia di platform OTT dalam waktu singkat.

Selain faktor biaya dan kemudahan akses, kemalasan juga menjadi faktor pendorong penurunan jumlah penonton bioskop. Prediksi tentang hilangnya bioskop sebagai tempat pemutaran film pun semakin menguat. Bioskop diprediksi hanya akan digunakan untuk pemutaran wajib, terutama karena komite penghargaan di seluruh dunia masih mensyaratkan rilis teater untuk memenuhi syarat nominasi. Bisnis perfilman diyakini akan semakin beralih ke platform OTT dan daring.

Aktor senior Bollywood, Aamir Khan, sebelumnya juga telah mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi industri film Bollywood yang tengah terpuruk dan membutuhkan perbaikan segera. Dalam wawancaranya dengan The Hollywood Reporter India, Aamir Khan mengakui bahwa masih banyak ruang bagi para pembuat film untuk berkembang dan belajar dari industri lain. Namun, ia juga menekankan pentingnya untuk tidak melupakan kemajuan yang telah dicapai oleh industri film Bollywood di masa lalu.

"Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak bisa menjadi pembuat film yang lebih baik. Tentu saja, saya pikir ada banyak ruang bagi kita untuk berkembang sebagai pembuat film dan belajar dari berbagai industri. Jadi, pasti ada ruang untuk itu. Setelah mengatakan itu, apakah kualitas pembuatan film berbeda di seluruh negeri?"

Aamir Khan menyoroti kualitas film-film Bollywood pada era 70-an dan 80-an yang dianggapnya sebagai titik terendah. Namun, ia juga mengakui adanya peningkatan kualitas sejak tahun 1988, ketika ia memulai karirnya di industri film. Perubahan selera penonton pada era 2000-an juga menjadi faktor penting dalam perkembangan industri film Bollywood.

Saat ditanya tentang langkah-langkah yang dapat diambil oleh para sineas saat ini, Aamir Khan menjawab, "Saya hanya ingin tetap melakukan apa yang saya lakukan dan menceritakan kisah-kisah yang saya yakini. Itulah yang saya tahu bagaimana melakukannya."

Ia menambahkan bahwa dirinya tidak memiliki ambisi besar untuk mengubah keadaan industri film Bollywood. Baginya, membuat satu film yang bagus sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Pendapatan Box Office Bollywood:

  • Preferensi penonton terhadap platform OTT.
  • Kemudahan akses dan biaya yang lebih terjangkau.
  • Perubahan perilaku konsumen hiburan.
  • Ketersediaan film di platform OTT dalam waktu singkat.
  • Faktor kemalasan.

Pernyataan Aamir Khan:

  • Industri film Bollywood membutuhkan perbaikan.
  • Masih banyak ruang bagi para pembuat film untuk berkembang.
  • Pentingnya menceritakan kisah-kisah yang diyakini.
  • Membuat satu film yang bagus sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.