BPOM Jajaki Kemitraan Strategis dengan India untuk Tingkatkan Daya Saing Sektor Farmasi dan Pangan
Kunjungan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, ke India selama sepekan telah membuahkan sinyal positif dalam upaya mempererat kerja sama bilateral di sektor farmasi dan pangan. Lawatan ini, yang merupakan tindak lanjut dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India pada Januari 2025, membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antara kedua negara.
Duta Besar RI untuk India, Ina H. Krishnamurthi, menyambut baik inisiatif BPOM dalam mendorong ketersediaan obat dan makanan berkualitas tinggi serta berdaya saing di pasar Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memperkuat perekonomian nasional.
Dalam pertemuan dengan pelaku industri di kantor ACG Mumbai, Taruna Ikrar dan konsultan perusahaan India, Vinod Sirinivas, membahas potensi kemitraan strategis yang menjanjikan. Vinod, yang mewakili ACG, menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra dalam pengembangan industri farmasi dan makanan di Indonesia, dengan proyeksi investasi mencapai triliunan rupiah. Investasi ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, memberdayakan sektor farmasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang pangan, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kerja sama antara Indonesia dan India tidak hanya terbatas pada bidang perdagangan, tetapi juga mencakup transfer teknologi, peningkatan standar produk, dan kolaborasi penelitian di sektor farmasi dan pangan. BPOM berkomitmen untuk mengawal implementasi kerja sama ini guna memastikan manfaat optimal bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Selain itu, Taruna Ikrar dan jajaran manajemen ACG juga menegaskan komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan melalui kegiatan penanaman pohon di lingkungan kantor ACG Mumbai. Aksi simbolis ini mencerminkan harapan akan kehidupan dan kerja sama lintas negara yang lebih sehat dan lestari.