Kerusakan Massal Mesin Parkir Elektronik, Pendapatan DKI Jakarta Merosot Tajam

Penerimaan dari Terminal Parkir Elektronik (TPE) di wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan penurunan yang signifikan, dari pendapatan lebih dari Rp 18 miliar per tahun antara tahun 2017 hingga 2019, menjadi hanya Rp 8,9 miliar pada tahun 2024.

Penurunan pendapatan ini diakibatkan oleh banyaknya mesin TPE yang tidak berfungsi karena kerusakan. Sistem parkir elektronik ini mulai diimplementasikan di Jakarta pada tahun 2016, mencakup 31 ruas jalan dengan total 201 mesin. Pada awal implementasinya, pendapatan tercatat sebesar Rp 7 miliar dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya di atas Rp 18 miliar.

Namun, sejak pandemi COVID-19 dan meningkatnya jumlah mesin yang rusak, pendapatan terus menurun. Pada tahun 2020, pendapatan tercatat Rp 13 miliar, kemudian Rp 10 miliar pada tahun 2021, Rp 9 miliar pada tahun 2022 dan 2023, hingga akhirnya hanya Rp 8,9 miliar pada tahun 2024.

Kepala Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Adji Kusambarto, menyatakan bahwa kerusakan mesin diperparah oleh sulitnya mendapatkan suku cadang, yang sebagian besar harus diimpor dari luar negeri. Dari total 201 mesin TPE, hanya 64 unit yang masih berfungsi, sedangkan 137 unit lainnya rusak.

Distribusi mesin TPE yang berfungsi juga tidak merata:

  • Jakarta Pusat: 23 dari 62 mesin aktif
  • Jakarta Barat: 19 dari 74 mesin aktif
  • Jakarta Selatan: 18 dari 49 mesin aktif
  • Jakarta Timur: 4 dari 16 mesin aktif

Untuk mengatasi masalah ini, Dishub DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk menyediakan mesin TPE berbasis server dan suku cadang dalam negeri. Dishub DKI membutuhkan sekitar 200 mesin baru dengan anggaran lebih dari Rp 19 miliar.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa penggantian mesin baru ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mempercepat proses perbaikan. Uji coba mesin lokal telah dilakukan di Jalan Sabang dan Jalan Agus Salim.

"Kami berharap bisa mengganti total sebanyak 200 mesin untuk lima wilayah di Jakarta," kata Syafrin. Dengan pembaruan sistem ini, sektor parkir elektronik di DKI Jakarta diharapkan dapat kembali menjadi sumber pendapatan daerah yang dapat diandalkan.