Pyridam Farma Catat Pertumbuhan Pendapatan Signifikan, Lampaui Rp 1,9 Triliun di Tahun 2024

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang menggembirakan di tahun buku 2024. Perusahaan farmasi ini melaporkan pendapatan sebesar Rp 1,92 triliun, menandai peningkatan signifikan sebesar 173 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 702 miliar. Kinerja positif ini juga tercermin pada Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perusahaan yang tercatat positif sebesar Rp 71,6 miliar.

Lonjakan pendapatan PYFA didorong oleh beberapa faktor strategis. Salah satunya adalah ekspansi jasa Contract Development and Manufacturing Organization (CDMO) yang melayani sektor farmasi dan suplemen. Selain itu, peningkatan distribusi produk melalui merek PYFAHEALTH dan PYFABEAUTY juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan. Langkah penting lainnya adalah akuisisi 100 persen saham Probiotec Ltd, sebuah perusahaan farmasi terkemuka yang berbasis di Australia. Akuisisi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar PYFA secara global dan memperkaya portofolio produk yang ditawarkan.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, laporan keuangan konsolidasian PYFA menunjukkan peningkatan aset yang signifikan. Total aset perusahaan meningkat hampir empat kali lipat menjadi Rp 5,81 triliun. Total ekuitas juga mengalami lonjakan, meningkat hampir tiga kali lipat menjadi Rp 357 miliar. PYFA juga berhasil menyerap dana sebesar Rp 1,07 triliun melalui mekanisme rights issue dan menerbitkan obligasi senilai Rp 398 miliar, yang mendapatkan respons positif dari pasar modal.

Direktur Keuangan PYFA, Yenfrino Gunadi, menekankan pentingnya akuisisi Probiotec sebagai langkah strategis untuk memperluas jaringan distribusi global dan memperkaya portofolio produk perusahaan. "Strategi akuisisi menjadi salah satu kunci yang mendorong lonjakan pendapatan PYFA yang naik 173 persen atau hampir 2,5 kali pada periode yang sama," ujarnya.

Untuk tahun 2025, PYFA menetapkan fokus pada integrasi Probiotec, peningkatan efisiensi operasional, dan penguatan posisi pasar di kawasan Asia Pasifik. Perusahaan juga akan terus mengelola arus kas dari investasi dan pendanaan dengan cermat, serta mengoptimalkan sumber daya melalui penerimaan dividen dan hasil penjualan aset tetap. Hal ini tercermin dari Debt-to-Equity Ratio (DER) perusahaan yang tetap terkendali berkat peningkatan ekuitas dan struktur pembiayaan yang seimbang antara utang dan ekuitas.

PYFA menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun 2025. Target ini akan dicapai melalui beberapa inisiatif strategis, termasuk integrasi penuh Probiotec, ekspansi pasar kesehatan dan kecantikan di Asia Pasifik, serta pengembangan obat berbasis kecerdasan buatan (AI). Dalam pengembangan obat berbasis AI, PYFA bekerja sama dengan XtalPi, sebuah perusahaan teknologi global yang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan farmasi terkemuka seperti Eli Lilly Co. dan Merck.

Berikut adalah poin-poin penting yang disoroti oleh perusahaan untuk mencapai target yang telah ditetapkan:

  • Integrasi penuh Probiotec
  • Ekspansi pasar kesehatan dan kecantikan di Asia Pasifik
  • Pengembangan obat berbasis kecerdasan buatan (AI) bersama XtalPi