Persiapan Matang: Detail Layanan untuk Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci
Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini memasuki tahap akhir persiapan, dengan keberangkatan jemaah haji Indonesia dijadwalkan mulai 2 Mei mendatang. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) terus berupaya memastikan kelancaran dan kenyamanan jemaah selama berada di Arab Saudi. Berbagai layanan telah disiapkan secara matang, meliputi akomodasi, transportasi, konsumsi, layanan umum, serta layanan khusus selama puncak haji di Masyair Muqaddasah (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis M Hanafi, menyatakan bahwa persiapan di Arab Saudi telah mencapai tahap final. Kemenag berfokus pada penyediaan layanan terbaik bagi 203.320 jemaah haji reguler yang akan dilayani. Akomodasi telah disiapkan dengan 205 hotel di Makkah dan 95 hotel di Madinah. Jarak terjauh hotel dari Masjidil Haram di Makkah adalah 4,5 kilometer. Di Madinah, seluruh hotel terletak di wilayah Markaziyah yang strategis.
Layanan transportasi mencakup tiga area penting:
- Antar kota: Bus yang menghubungkan Madinah-Makkah, Jeddah-Makkah, Makkah-Jeddah, dan Makkah-Madinah.
- Shalawat: Bus yang beroperasi 24 jam untuk mengantar dan menjemput jemaah dari hotel ke Masjidil Haram.
- Puncak Haji: Transportasi khusus selama pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan kegiatan di Mina.
Kemenag juga memberikan perhatian khusus pada konsumsi jemaah. Sebanyak 55 perusahaan katering akan menyediakan 84 kali makan selama jemaah berada di Makkah, dan 15 kali makan selama puncak haji di Masyair. Di Madinah, 21 perusahaan katering menyiapkan 27 kali makan. Total, jemaah haji Indonesia akan menerima 127 kali makan selama di Arab Saudi, yang berarti sekitar 25,8 juta boks makanan harus disiapkan.
Kemenag berupaya memberdayakan produk dalam negeri dengan meminta perusahaan katering menggunakan bumbu-bumbu asli Indonesia. Dari 611 ton bumbu yang dibutuhkan, 475 ton di antaranya didatangkan langsung dari Indonesia.
Selain itu, Kemenag menyiapkan makanan siap saji untuk periode 7-15 Zulhijah 1446 H (sekitar 3-11 Juni 2025). Makanan siap saji ini diproduksi di Indonesia dan didatangkan sebanyak 2,4 juta paket, termasuk rendang dan opor. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kemacetan di Makkah yang dapat menghambat distribusi makanan dari katering.
Untuk pertama kalinya, Kemenag bekerja sama dengan delapan perusahaan dalam menyediakan layanan bagi jemaah haji selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sebelumnya, layanan ini diselenggarakan melalui para Syekh dari Jawa, kemudian melalui muassasah berbasis geografis. Kini, penyedia layanan tidak lagi terbatas pada aspek geografis, melainkan dipilih berdasarkan kualitas dan profesionalisme. Dari 43 perusahaan yang mendaftar, 16 mempresentasikan proposal mereka, dan akhirnya delapan perusahaan terbaik dipilih untuk melayani jemaah haji Indonesia.