Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah Jelang Ramadhan: Curah Hujan Tinggi Jadi Faktor Utama

Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah Jelang Ramadhan: Curah Hujan Tinggi Jadi Faktor Utama

Jelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, pemerintah terus memantau perkembangan harga komoditas pangan. Salah satu komoditas yang mencuri perhatian adalah cabai rawit merah, yang mengalami kenaikan harga signifikan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 28 Februari 2025, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan sebesar 23,23% secara month-to-month (MoM), mencapai angka Rp 81.700 per kilogram (kg). Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya yang cenderung stabil.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/3/2025), menjelaskan penyebab utama lonjakan harga tersebut. Beliau menyatakan bahwa curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi cabai menjadi faktor dominan yang menyebabkan penurunan pasokan. Pemerintah telah melakukan komunikasi intensif dengan para petani di berbagai wilayah penghasil cabai, termasuk Magelang (Jawa Tengah), Jawa Timur, dan Sulawesi, untuk memahami lebih lanjut dampak cuaca terhadap produksi.

"Kenaikan harga cabai rawit merah ini terutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat tingginya curah hujan bulan ini," ungkap Menteri Budi. Meskipun demikian, beliau memastikan bahwa pemerintah tetap memantau secara ketat perkembangan harga komoditas pangan lainnya yang secara historis rentan mengalami inflasi selama periode hari besar keagamaan. Komoditas tersebut antara lain beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan bawang putih.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi beberapa komoditas terhadap inflasi MoM. Beras menyumbang 0,01%, daging ayam ras 0,02%, ikan segar 0,03%, minyak goreng 0,03%, cabai rawit 0,17%, dan cabai merah 0,19%. Meskipun demikian, BPS mencatat deflasi sebesar 0,76% secara MoM di bulan Januari 2025, serta inflasi tahunan (YoY) sebesar 0,76%. Sementara itu, volatile food menunjukan inflasi 2,95% (MoM) dan 3,07% (YoY).

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat angka yang sedikit berbeda, yakni harga rata-rata cabai rawit merah mencapai Rp 104.350 per kg, atau naik 29,39% atau Rp 23.700 per kg. Perbedaan angka ini kemungkinan disebabkan oleh belum lengkapnya data harga dari seluruh daerah di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengawasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga stabilitas harga pangan, khususnya menjelang dan selama bulan Ramadhan serta Idul Fitri.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:

  • Peningkatan kerjasama antar kementerian untuk stabilisasi harga.
  • Pemantauan dan antisipasi cuaca ekstrim yang dapat mempengaruhi panen.
  • Diversifikasi wilayah produksi cabai untuk meminimalisir dampak krisis pasokan di satu daerah.
  • Sosialisasi dan edukasi kepada petani mengenai teknik pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim.
  • Pemantauan harga secara berkala dan real time untuk memberikan gambaran yang lebih akurat kepada masyarakat.